socio
eco-techno
preneurship

LEADING BY EXAMPLE (Memimpin dengan Tauladan)

bg dashboard HD

metrouniv.ac.id – 28/03/2024 – 17 Ramadhan 1445 H

Prof. Dr. Dedi Irwansyah, M.Hum. (Wakil Dekan 3 FUAD/Guru Besar Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris di IAIN Metro)

Ada kisah dalam buku Tales of the Dervishes, karya Idries Shah, 1969. Judulnya The Water of Paradise, Air Surga. Tentang seseorang bernama Haris yang telah lama hidup berpindah-pindah di padang pasir. Bersama keluarganya. Suatu ketika, Haris menemukan  sebuah mata air yang jernih dan menyegarkan. Belum pernah ia jumpai mata air sedahsyat itu. Sampai-sampai, Haris menyimpulkan itulah air surgawi. Haris lantas berinisiatif menemui khalifah, Harun Ar Rasyid, untuk mengabarkan ‘Air Surga’ itu. Ke istanalah, Haris menuju. Berjalan kaki, berhari-hari.

Singkat cerita, sang Khalifah berkenan menerima Haris. Penuh antusiasme, Haris menunjukkan sampel Air Surga. Sang Khalifah mencobanya dan menyanjung. Khalifah lalu menganugerahkan Haris 1000 keping uang emas dan menugaskan Haris untuk menjadi penjaga situs Air Surga.  Setelah mendapat jamuan istimewa ala istana, Haris pamit pulang. Sang Khalifah memerintahkan pengawal pribadinya untuk mengantar Haris. Dengan fasilitas akomodasi istana.

Di sinilah puncak paling menawan dari kisah ini. Saat Khalifah berpesan kepada para pengawal yang akan mengantarkan Haris. “Antarkan rakyatku ini ke tempatnya. Bergeraklah setelah hari petang. Ambil rute yang tidak melewati Sungai Tigris. Agar ia tidak mengetahui bahwa air yang dibawanya adalah air yang biasa-biasa saja untuk ukuran kita. Dan, kita perlu belajar satu hal, ‘what to us nothing, to him is everything’. Apa yang bagi kita biasa-biasa saja, bagi orang lain, bisa jadi segalanya.”

Bagimu, teriakan nyaring anakmu di rumah adalah biasa, atau malah menganggu. Tapi tidak bagi yang sedang menanti kehadiran buah hati. Bagiku, gubuk kecilku adalah biasa. Tapi tidak bagi mereka yang tergusur. Bagi kita, penghasilan bulanan ini biasa. Tapi tidak bagi mereka yang berpenghasilan tak tetap. Bagiku dan mungkin juga bagimu, pekerjaan kita ini mulai menjadi suatu hal yang biasa. Namun tidak bagi mereka yang telah lama menganggur.

Haris dan sang Khalifah seolah mengingatkan kita untuk apresitatif dan hidup dalam kesyukuran. Sang Khalifah mewakili semua pemimpin, semua kita juga, karena kullukum ra’in wa kullukum mas’ulun an ra’iyyatihi, untuk memberi keteladanan dalam memimpin. Tulisan singkat ini dipungkasi dengan puisi refleksi dari kisah Haris dan sang Khalifah.

Akulah Haris

Padang pasir ini adalah bidang keilmuan-ku

Mata air surga itu adalah penemuan-ku

Akulah yang telah kagum dengan pencapaianku

 

Aku maklumatkan pengetahuanku

Aku persembahkan ke Raja bijaksana

Dia yang penyayang menjaga marwahku

Mengganjar pencapaianku dengan seribu keping uang emas

 

Mestinya aku tahu luasnya Sungai Tigris sang Raja

Harusnya aku sadari ada air yang lebih jernih

Hanya karena sang Raja yang bijaksana

Hamba tidak kehilangan muka

 

Terima kasih duhai Paduka

Untuk perjalanan malam dan para penjaga

Jika kini aku dan banyak manusia mengagumi kehebatanku

Itu karena Paduka sembunyikan kebodohanku yang luasnya melebihi Sungai Tigris

 

(D, Irwansyah. 280324)
diposting : ss_humas

"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.

"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.

socio, echo, techno, preneurship
"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.