socio
eco-techno
preneurship

Idhul Adha : Pengorbanan dan Kepatuhan Nabi Ibrahim AS

 

Idhul Adha : Pengorbanan dan Kepatuhan Nabi Ibrahim AS

oleh Prof. Dr. Siti Nurjanah, M.Ag. (Rektor IAIN Metro)

 

Meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS, membawa kita kepada penelusuran tauladan dari Abu Al-Anbiya.

Semoga kita menjadi hamba Allah yang senantiasa bersyukur atas nikmat yang dilimpahkan dan tidak menjadi orang yang sombong.

Nabi Ibrahim AS menjadi contoh dalam hidup kita bahwa titipan yang Allah SWT berikan kepada kita itu bersifat sementara, jadi jangan terlalu berhitung-hitung untuk berbuat kebaikan, sebagaimana firman-Nya, “Maka barang siapa berbuat kebaikan meski sebesar butir dzarroh Allah Maha Mengetahui, dan barang siapa berbuat buruk meski sebesar butir dzarroh Allah Maha Mengetahuinya”, maka terus lah berbuat kebaikan di muka bumi ini sebagai bekal menghadap Ilahi Rabbi, jadi dawuh Gusti Allah, bahwa-cari bekal sebanyak-banyaknya untuk urusan akhirat mu, namun jangan lupa bahwa kamu juga punya tugas dan bagian untuk kehidupan dunia mu-jangan pernah diabaikan.

Mari kita terus menebarkan kebaikan kebaikan, abaikan bisikan-bisikan syetan yang terus mencoba mengganggu langkah kita untuk berbuat baik, terus maju pantang mundur, sebagaimana telah dicontohkan Nabi Ibrahim AS dengan melempari syetan-syetan itu dengan kerikil agar pergi dari dekatnya yang tegak lurus menjalankan perintah Allah untuk menyembelih putra kesayangannya, “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?, Seorang Ismail kecil yang shalih itu menjawab, “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” yang kemudian menjadi sosok panutan kita karena kesabaran dan ketabahannya meski akan disembelih oleh ayahnya sendiri, hanya karena menjalankan perintah Allah SWT, dialah seorang Nabi Ismail AS.

Godaan dan cobaan yang luar biasa terus dihadapi oleh Nabi Ibrahim AS dengan terus melempari batu-batu kepada pembisik pembisik yang berusaha mengurungkan niatnya menjalankan perintah Allah SWT. Antara berat, sedih, pedih, gundah gulana, yang tiada terkira menumpuk di dada dan pikirannya.

Anak satu-satunya yang lama ditunggu kehadirannya lalu hadir di usia senjanya, tiba-tiba harus direlakan disembelih justru oleh tangannya sendiri, hanya semata-mata karena menjalankan perintahNya melalui mimpinya. Sungguh pengorbanan yang luar biasa. Itulah maka mengalir bisikan bisikan yang berusaha menghalangi niat sucinya menjalankan perintah Allah SWT tersebut.

Namun karena kepatuhannya kepada Sang Maha Pencipta, ia ikhlas melaksanakannya, apalagi putra tercintanya juga sudah mengikhlaskan dirinya disembelih oleh ayahnya karena menjalankan perintah Allah SWT semata.

Semua godaan dan bisikan syetan, iblis la’natullah dapat ditumpas dengan izin Allah SWT. Kesabaran dan ketabahan yang dilakukan oleh Bani Ibrahim AS membuahkan hasil yang luar biasa, ia yang sama sekali tikan mengetahui maksud mimpinya dan tidak mengetahui apa yang akan terjadi sesudah ia laksanakan perintah tersebut, dengan ikhlas menyiapkan tempat dan meminta Nabi Ismail AS tidur telentang di atas tempat yang sudah disediakan dengan diberi tutup kain siap untuk dilakukan penyembelihan. Namun apa yang terjadi diluar dugaan manusia yang memang memiliki keterbatasan kemampuan fikir dan rasa serta penglihatan baik dzahir maupun bathin.

Allah Maha Segalanya, Menguasai seluruh alam dan seisinya, baik alam dunia maupun alam akhirat, pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS tidak sia-sia, sungguh pengorbanan yang semata-mata hanya mengharap ridho Allah SWT, bukan karena keinginan nafsunya untuk dipuji atau disenangi oleh sesama manusia. Karena keikhlasan, kesabaran dan ketabahan mereka berdua Allah menggantinya dengan seekor domba yang telah disembelih oleh Nabi Ibrahim AS. Sungguh ibroh yang luar biasa yang dicontohkan kepada kita umat manusia hamba Allah SWT, bahwa berkorban untuk kepentingan umat itu harus dilakukan demi untuk kemaslahatan.

Harus yakin bahwa pengorbanan yang ikhlas semata-mata hanya karena berharap ridho Allah SWT, akan membawa kebaikan-kebaikan dalam hidup baik di dunia maupun akhirat. Berharap semata-mata hanya kepada Allah SWT, akan mendapatkan ketentraman hati karena Maha MengetahuiNya yang pasti, dan jangan pernah berharap kepada makhluk, karena belum tentu sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Mari kita jadikan momentum idhul adha ini sebagai dasar untuk terus instrospeksi diri, melakukan kebaikan-kebaikan untuk kemaslahatan umat. Mencari keberkahan hidup, menjaga sillaturrahim. Menjaga hati dan kata untuk tidak menyakiti orang lain.

Menjadi manusia yang jujur pada diri sendiri, menghargai kebaikan orang lain kepada kita. Jangan menjadi pengkhianat yang justru akan merugikan kita sendiri. Berkhianat itu berdusta, dan berdusta adalah salah satu tanda orang munafiq.

Teruslah istiqomah dan semangat menjalankan tugas berbuat baik sebagai hamba Allah SWT di muka bumi ini. Menebar kebaikan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.

Hari Raya Idhul Adha Tahun 2023 menjadi titik balik kembalinya suasana sebagaimana mestinya sebuah kehidupan setelah Indonesia dinyatakan endemi oleh Presiden Republik Indonesia Bapak Ir. Joko Widodo.

Kita kembali bebas melaksanakan kegiatan sehari-hari sebagaimana aturan semestinya, namun tetap harus menjaga diri untuk selalu sehat. Selamat Berhari Raya Idhul Adha 10 Dzulhijjah Tahun 1444 H/ 29 Juni 2023 M. Semoga kita masih dipertemukan kembali pada Idhul Adha di tahun- tahun mendatang… Aamiin…

"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.

"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.

socio, echo, techno, preneurship
"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.