Meningkatkan Kualitas Diri di Ramadhan
oleh Dr. Siti Nurjanah, M.Ag. (Rektor IAIN Metro)
Alhamdulillah, hari ini kita bersama-sama telah memulai ibadah puasa Ramadhan tahun 1444 Hijriah. Ramadhan, jamaknya adalah Ramadhanaat, atau armidhah, atau ramadhanun. Dinamakan demikian karena menurut suatu riwayat (Lihat Al Qamus Al Muhith, 2/190) nama-nama bulan dari bahasa kuno (Al Qadimah), penamaannya menurut realita yang terjadi saat itu, melelahkan, panas, dan membakar (Ar ramadh). Atau juga diambil dari ramadhan ash shaaimu: sangat panas rongga perutnya, atau karena hal itu membakar dosa-dosa.
Menurut Syaikh Ibnu Utsaimin dalam Syarhul Mumti’, 6/296 menjelaskan:
الصيام في اللغة مصدر صام يصوم، ومعناه أمسك
Kata Shiyam secara bahasa merupakan mashdar dari shaama – yashuumu yang artinya adalah menahan diri.
Menurut Syaikh Sayyid Sabiq dalam Fiqhus Sunnah, 1/431 pada saat menjelaskan puasa, menggunakan redaksi sebagai berikut :
الامساك عن المفطرات، من طلوع الفجر إلى غروب الشمس، مع النية
Maksudnya bahwa puasa adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan, dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari, dan dibarengi dengan niat (berpuasa).
Hukum dari puasa yakni wajib berdasarkan nash (teks Al Quran dan Al Hadits) dan ijma’. Kedudukannya dalam agama Islam adalah dia sebagai salah satu rukun Islam yang memiliki urgensi yang agung dalam Islam. Telah ijma’ bahwa Allah mewajibkan puasa pada tahun kedua, dan ijma’ pula bahwa puasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah sembilan kali Ramadhan. Pertama kali diwajibkan adalah sebagai takhbir (pemberian pengalaman) antara puasa dan makan, hikmah dari pewajiban dengan cara ini adalah sebagai pentahapan dalam pensyariatannya agar lebih mudah diterima, sebagaimana dalam pengharaman khamr. (Syaikh Ibnu Al ‘Utsaimin, Syarhul Mumti’ , 6/298. Mawqi Ruh Al Islam)
Melaksanakan ibadah puasa memiliki banyak keutamaan yakni sebagai berikut:
1.Diampuni dosanya
Dalam beberapa penjelasan bahwa muslim yang melaksanakan ibadah puasa akan diampuni dosa-dosanya.
ومن صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
Artinya :
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan ihtisab, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu.” (HR. Bukhari No. 38, 1910, 1802. Al Baihaqi, Syu’abul Iman No. 3459)
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya :
“Barang siapa yang shalat malam pada Ramadhan karena iman dan ihtisab, maka akan diampuni dosa-dosa yang lalu.” (HR. Bukhari No. 37 1904, 1905)
من قام ليلة القدر إيمانا واحتسابا، غفر له ما تقدم من ذنبه
Artinya :
“Barang siapa yang shalat malam pada malam Lailatul Qadar karena iman dan ihtisab (mendekatkan diri kepada Allah) , maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu.” (HR. Bukhari No. 35, 38, 1802)
2.Dibukakan pintu surga
إِذَا جَاءَ رَمَضَان فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِين
Artinya :
“Jika datang Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka dan syetan dibelenggu.“ (HR. Muslim No. 1079)
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
Artinya :
“Sesungguhnya di surga ada pintu yang dinamakan Ar Rayyan, yang akan dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat nanti, dan tidak ada yang memasuki melaluinya kecuali mereka. Dikatakan: “Mana orang-orang yang berpuasa? Maka mereka berdiri, dan tidak ada yang memasukinya seorang pun kecuali mereka. Jika mereka sudah masuk, maka pintu itu ditutup, dan tidak ada lagi seorang pun yang masuk melaluinya.” (HR. Bukhari No. 1797, 3084, Muslim No. 1152, At Tirmidzi No. 762, Ibnu Majah No. 1640) i No. 762, Ibnu Majah No. 1640)
Dalam niatan meraih pengampunan atas dosa dan pintu surga seperti di atas, maka kita didorong untuk meningkatkan kualitas diri di bulan Ramadhan. Setidak ada beberapa hal yang penulis rangkum di antaranya:
- Perbanyak Tilawah Al-Qur’an
Jika kita menyadari Al Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia agar bisa membedakan mana yang benar dan mana yang batal sehingga manusia itu selamat dunia akhirat.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 185 :
شَهۡرُ رَمَضَانَ الَّذِىۡٓ اُنۡزِلَ فِيۡهِ الۡقُرۡاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الۡهُدٰى وَالۡفُرۡقَانِۚ
Artinya :
Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). (QS Al Baqarah : 185)
Hal ini pula yang membuat Bulan Ramadhan dikenal dengan sebutan Syahrul Qur’an (Bulan Al Qur’an). Maka, agar terbiasa dan dapat maksimal berinteraksi dengan Al-Qur’an di bulan turunnya Al-Qur’an, bulan Ramadhan, maka membaca Al-Qur’an sudah mulai diperbanyak sejak bulan Sya’ban. Bahkan karena kebiasaan mempersiapkan banyak membaca Al-Qur’an di bulan Sya’ban tersebut membuat bulan ini juga dikenal dengan sebutan Syahrul Qurra’ (Bulan Para Pembaca Al-Qur’an).
Bulan Ramadlan adalah bulan Al Qur’an, dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di setiap bulan Ramadlan tadarus Al Qur’an bersama malaikat Jibril ‘alaihissalam. Ibnu Abbas berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ
Artinya :
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau bertambah kedermawanannya di bulan Ramadlan ketika bertemu dengan malaikat Jibril, dan Jibril menemui beliau di setiap malam bulan Ramadlan untuk mudarosah (mempelajari) Al Qur’an.. (HR Al Bukhari).
Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tadarus Al Qur’an bersama Jibril ‘alaihissalam di malam bulan Ramadlan, ini menunjukkan bahwa waktu yang paling utama untuk membaca Al Qur’an dan mempelajarinya di bulan Ramadlan adalah di waktu malam.
Hadits ini menunjukkan keutamaan membaca Al Qur’an di bulan Ramadlan, oleh karena itu ulama dahulu lebih banyak menyibukkan dirinya dengan membaca Al Qur’an ketika datang bulan Ramadlan.
- Memperbanyak Amal Shalih
Melakukan amal shalih dianjurkan setiap saat. Namun, bulan Ramadhan adalah momentum tepat untuk memperbanyak beragam amal shalih.
Mulai dari membiasakan rajin menunaikan shalat-shalat sunnah, meramaikan masjid dengan shalat berjama’ah, meningkatkan birru’l walidain (berbakti kepada kedua orang tua), memperbanyak sedekah dan lain-lain.
Hadits Ali Radliyallahu ‘anhu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا فَقَامَ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ لِمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لِمَنْ أَطَابَ الْكَلَامَ وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى لِلَّهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَام
Artinya :
“Sesungguhnya di dalam surga terdapat kamar-kamar yang luarnya terlihat dari dalamnya, dan dalamnya terlihat dari luarnya.” Seorang arab badui berdiri dan berkata, “Untuk siapa wahai Rasulullah?” Rasulullah bersabda, “Untuk orang yang membaguskan perkatannya, memberi makan, senantiasa berpuasa, dan shalat malam karena Allah sementara manusia sedang terlelap tidur.” HR At Tirmidzi
Amalan-amalan yang disebutkan dalam hadits ini semuanya ada dalam bulan Ramadlan, maka terkumpul pada seorang mukmin puasa, qiyamullail, shodaqoh, dan berbicara baik karena orang yang sedaang berpuasa dilarang melakukan perbuatan sia-sia dan kotor.***