Depok, metrouniv.ac.id — Konferensi internasional Annual International Conference on Islam, Science, and Society (AICIS+) resmi dibuka di kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok, (29/10). Gelaran ke-24 ini mengusung semangat integrasi ilmu keislaman, sains, dan teknologi untuk merespons berbagai krisis global—mulai dari perubahan iklim hingga kerusakan lingkungan—melalui kolaborasi lintas disiplin dan semangat inovasi.

Mewakili Menteri Agama RI, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, MA., membuka secara resmi kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa AICIS+ menjadi ruang temu antara nilai moral Islam dan rasionalitas ilmiah. “UIII adalah proyek strategis nasional yang diharapkan menjadi jembatan Islam menuju panggung global,” ujarnya. Ia menambahkan, para akademisi memiliki peran penting dalam memitigasi perubahan iklim melalui pendekatan ekoteologi yang berpijak pada nilai-nilai keadilan ekologis.

Rektor UIII, Prof. Djamhari Makruf, menyebut bahwa AICIS+ merupakan pengejawantahan Islam Wasathiyah yang terbuka terhadap perkembangan sains dan teknologi. Menurutnya, simbol “plus” (+) menandai perluasan horizon kajian Islam agar mampu memberikan jawaban konkret atas tantangan global. Tahun ini, AICIS+ mencatat partisipasi luar biasa: 2.434 abstrak dari 31 negara, dengan 219 makalah terpilih yang akan dipresentasikan dalam 25 sesi panel di kawasan kampus UIII.
Kekuatan intelektual forum ini juga tercermin dari kehadiran 12 cendekiawan dunia dari delapan negara, yang akan membahas arah masa depan Islam, teknologi, dan peradaban global. Pertemuan lintas bangsa ini diharapkan melahirkan ide-ide segar tentang bagaimana nilai Islam dapat berkontribusi pada peradaban modern yang berkelanjutan dan inklusif.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menambahkan bahwa perubahan nama dari AICIS menjadi AICIS+ bukan sekadar kosmetik, melainkan simbol pergeseran paradigma dari studi normatif menuju pendekatan ilmiah dan aplikatif. “Kita ingin Islam tidak hanya berbicara teologi, tetapi juga memberi solusi nyata bagi kemanusiaan dan lingkungan,” tegasnya.

Selain sesi akademik, AICIS+ juga menghadirkan ekspo PTKIN dan madrasah, pameran sains dan pendidikan, produk halal, serta kuliner internasional. Beragam kegiatan pendukung seperti talkshow, bedah buku, dan penampilan seni madrasah memperkaya suasana intelektual sekaligus menegaskan komitmen AICIS+ untuk menghubungkan ilmu, budaya, dan kemanusiaan dalam satu panggung dialog global.
(humas)
