Metro, metrouniv.ac.id – Upaya transformasi kelembagaan dan penyempurnaan tata kelola terus digiatkan di lingkungan UIN Jurai Siwo Lampung. Dalam forum pembinaan pegawai yang digelar di ruang rapat Rektorat (6/11/2025), Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Arskal Salim GP, M.Ag., menegaskan pentingnya penyelesaian kelengkapan administrasi pasca alih status dan penguatan arah kebijakan akademik universitas berbasis integrasi ilmu dan nilai-nilai Islam.
Kegiatan yang dipandu oleh Kepala Biro Administrasi Umum, Akademik, dan Keuangan (AUAK) ini diawali dengan sambutan Rektor UIN Jurai Siwo Lampung, Prof. Dr. Ida Umami, yang memaparkan sejumlah progres kelembagaan dalam beberapa bulan masa kepemimpinannya. Rektor menyampaikan bahwa proses transformasi UIN berjalan positif. Pertemuan daring dilakukan untuk membahas penyempurnaan dokumen Organisasi dan Tata Kerja (ORTAKER). Selain itu, sejumlah dosen telah menerima SK Lektor Kepala, sementara 69 dosen lulus sebagai calon peserta Sertifikasi Dosen (Serdos).
Dari sisi infrastruktur dan keuangan, pembangunan SBSN berjalan sesuai perencanaan, mencerminkan tata kelola anggaran yang efektif. Bidang kemahasiswaan juga mencatat kemajuan dengan berdirinya Ma’had Al-Jami’ah yang kini menampung 22 santri, termasuk tiga mahasiswa asing asal Sudan dan Nigeria. Di sisi lain, tren Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) mulai menunjukkan peningkatan setelah beberapa tahun sebelumnya terus mengalami penurunan.
Dalam arahannya, Prof. Arskal menegaskan bahwa perubahan dari Institut menjadi Universitas harus dimaknai sebagai transformasi substansial, bukan sekadar administratif.
“Transformasi ini bukan hanya perubahan nama, tetapi perubahan paradigma. Kita tidak sedang bersaing dengan universitas umum, melainkan membangun kolaborasi. Era kompetisi harus bergeser menjadi era kolaborasi,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa perubahan status kelembagaan membawa konsekuensi penataan regulasi yang kompleks. Selain penyusunan ORTAKER, masih terdapat sejumlah aturan turunan dari kementerian lain, termasuk Kementerian Haji dan Umrah, yang perlu disinkronkan agar proses alih status berjalan tuntas dan akuntabel.
Prof. Arskal juga menekankan pentingnya pembaruan road map pengembangan universitas agar tetap relevan dengan kebutuhan zaman. Ia mengingatkan agar pengelolaan sumber daya manusia berbasis data tetap diperkuat melalui pelaksanaan Analisis Jabatan (Anjab) dan Analisis Beban Kerja (ABK), sehingga tidak terjadi tumpang tindih peran antara dosen dan tenaga kependidikan.
“Kita perlu grand design SDM yang kokoh agar rekrutmen dosen baru tidak kehilangan distingsi keislaman. Perguruan tinggi agama harus memiliki keunikan yang membedakannya dari universitas umum,” tegasnya.
Menanggapi meningkatnya minat mahasiswa dari kalangan umum terhadap program studi umum di PTKIN, Prof. Arskal menekankan pentingnya memperkuat kompetensi keislaman dosen. Ia juga mendorong pengembangan program inovatif seperti double degree, joint degree, dan accelerated degree sebagai wujud nyata integrasi keilmuan agama dan sains modern.
Dalam sesi tanya jawab, sejumlah pimpinan fakultas dan Direktur Pascasarjana menanyakan aturan terkait program akselerasi S1–S2 dan pengembangan program double degree. Beberapa peserta juga mencoba memunculkan permasalahan distingsi kelembagaan.
Menutup pembinaan, Prof. Arskal berharap transformasi UIN Jurai Siwo Lampung dapat menjadi model universitas Islam masa depan—unggul secara akademik, kokoh secara moral, dan terbuka terhadap kolaborasi global.
“Kita sedang menulis babak baru sejarah pendidikan tinggi Islam. Transformasi ini bukan sekadar administrasi, tetapi gerakan nilai dan visi masa depan. UIN harus hadir dengan karakter yang menjadi selling point-nya yang unik di tengah perubahan zaman,” pungkasnya.
Usai pembinaan, bersama pimpinan UIN Jusila Prof. Arskal melakukan peninjauan gedung SBSN laboratorium terpadu yang sedang dalam masa pembangunan di kampus 2 Lampung Timur.
(Lk)
