Gotontalo, 22/5/2023. Sore itu tepatnya pkl 16.00 digelar Sarasehan yang bertempat di Lantai 4 Gedung Rektorat IAIN Sultan Amai Gorontalo. Sarasehan itu sendiri masih merupakan rangkaian acara Perkrmahan Wirakarya Nasional yang diselenggarakan tuan rumah.
Sarasehan yang mencakup kepesertaan para Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan se-Indonesia serta Pimpinan Kontingen PWN PTK XVI 2023 semula mengambil tajuk Merajut Keberagaman dalam Bingkai Moderasi Beragama tersebut pada akhirnya berubah topik bahasan yang lebih dekat dihadapi oleh perguruan tinggi keagamaan yakni tentang pengembangan kerjasama antar perguruan tinggi lintas kementerian dan internasional.
Sebagai narasumber utama Dirjen Pendidikan Islam, Ali Ramdhani mengemukakan pentingnya membangun pendidikan yang tidak hanya fokus pada aspek akademik. “program-program pengakuan dan rekognisi bagi para alumni perguruan tinggi keagamaan, serta kerjasama dengan universitas dalam dan luar negeri sangat perlu dilakukan”, ujarnya. “beberapa rektor telah berbicara mengenai rencana kerjasama dengan Universitas Indonesia (UI) untuk program double degree dalam bidang ekonomi kreatif dan bisnis digital”, tambahnya. demikian pula terkait rencana penandatangan MoUdi tanggal 29 Mei dengan Universitas Malaysia untuk program double degree. Beliau juga menyorot terkait pembukaan program study S2 Halal Industry oleh Universitas Indonesia yang seharusnya menjadi domain perguruan Tinggi Keagamaan.
terkait International Student, beliau mengungkapkan bahwa pasar perguruan Tinggi internasional di lingkup Kementerian Agama pangsa pasarnya sama dengan Universitas Indonesia, yakni di wilayah Asia dan Afrika. sehingga beliau mengajak untuk bergerak melakukan expo dalam rangka menarik minat mahasiswa internasional di wilayah tersebut.
Lanjut pemateri yang kedua, Staf Khusus Menteri Agama, Adung Abdul Rochman, membahas pemecahan masalah stunting, pernikahan anak, dan penguatan ketahanan keluarga.
Beliau mengatakan “potensi yang dimiliki oleh perguruan tinggi keagamaan dalam menjalankan program-program pengabdian masyarakat harus fokus dan terukur, seperti penanganan stunting, kemiskinan, dan pernikahan anak”.
Beliau juga menyorot potensi besar yang dimiliki oleh Kementerian Agama, termasuk sumber daya manusia, anggaran, dan jaringan yang tersebar hingga tingkat desa. “saya mengusulkan kolaborasi yang lebih sinergis antara Perguruan Tinggi Keagamaan dan Kementerian Agama dalam pemecahan masalah seperti pernikahan anak dan kemiskinan dan memanfaatkan tempat ibadah, seperti masjid, sebagai pusat pendidikan dan pengembangan masyarakat”. (humas)