FOTO BERSAMA: Peserta Rapat koordinasi dan Sosial Mapping foto di depan rumah ada toraja, Jumat (19/5/2023).
Rapat koordinasi dan social mapping Kuliah Kerja Nyata (KKN) Nusantara Moderasi Beragama tahun 2023 dilaksanakan Tana Toraja pada tanggal 16-19 Mei 202. Hadir dalam kegiatan ini Kasubdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kemenag RI, Analis Kebijakan Ahli Muda pada Seksi Pengabdian kepada Masyarakat Kemenag RI, Rektor IAIN Parepare, Bupati Tana Toraja yang diwakili Sekretaris Daerah, dan Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat dari empat puluh tujuh PTKIN.
Kordinasi dan sosial Mapping ini bertujuan memetakan potensi aspek budaya, sosial, pendidikan, keagamaan, dan perekonomian yang ada di lokasi KKN, potensi lainnya TANA Toraja. Rencana lokasi ada di beberapa kecamatan diantaranya yaitu Kecamatan Sangalla Utara Kabupaten Tana Toraja.
KKN akan dilaksanakan tanggal 11 Juli sampai 26 Agustus 2023, diikuti sekitar tiga ratus lima puluh mahasiswa dari empat puluh tujuh PTKIN. Tema kegiatan KKN “Harmoni Tana Toraja” mengusung tentang moderasi beragama yang meliputi empat pilar, yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan ramah terhadap budaya lokal.
Beberapa hal yang menarik tekait dijadikannya Tana Toraja sebagai tempat dilaksanakannya KKN Nusantara bertema moderasi beragama, diantaranya jika dilihat dari sisi Fenomena sosial, terlihat suasana kerukunan beragama yang kuat, “di Kabupaten Tana Toraja kerukunan umat beragama sangat harmonis, banyak dijumpai dalam satu rumah dihuni oleh beberapa agama yaitu Islam, Kristen, dan Animisme”, ujar Sekretaris Daerah Kabupaten Tana Toraja. Pria beragama Islam ini menjelaskan bahwa penduduknya hidup rukun dan damai, secara geografis tanahnya subur dengan mata pencaharian pertanian dan perkebunan.
Sedangkan pada tataran aspek budaya, Tana Toraja kaya akan keragaman budaya, “penduduknya memegang kuat tradisi budaya leluhurnya, terutama pada acara kematian. Bentuk rumah adat “Tongkonan”, tempat penyimpanan lumbung padi “Rumah Alang”, rumah penyimpanan mayat (Rumah Fatani), dan budaya lainnya”, ujar Dr. Hannani, Rektor IAIN Parepare. Ia menjelaskan bahwa pemilihan Kabupaten Tana Toraja sebagai tempat KKN Moderasi Beragama sangat tepat.
Pada aspek keagamaan, kerukunan beragama terlihat sangat kuat. Penduduknya tidak mempermasalahkan soal agama. Hal ini bisa dibuktikan terdengarnya suara adzan di beberapa masjid, bacaan al-Qur’an, bacaan wirid setelah sholat, dan tarkhim sebelum adzan berkemundang meskipun yang beragama Islam hanya sedikit sekali. Pada aspek pendidikan, terdapat beberapa madrasah. Aspek perekonomian, peluang peningkatan perekonomian penduduk sangat besar. Diantaranya kerajinan tangan. Memaksimalkan lumbung padi yang tersebar di setiap rumah penduduk untuk keseimbangan kehidupan mereka.
Dengan dilaksanakannya kegiatan KKN ini diharapkan akan memberikan efek positif yakni membantu menyebarluaskan informasi tempat wisata melalui media sosial. Diantaranya wisata “Londa” tempat penyimpanan mayat di tebing jurang, wisata “Lempe Lolai” negeri di atas awan, wisata rumah adat ‘Tongkonan” di desa Lumbang Datu Kecamatan Sangalla Utara.
Peserta merasa sangat puas atas kegiatan yang dilakukan selama di Tana Toraja, kesiapan panitia luarbiasa ditunjukkan sikap cekatan dan tanggap. “Terimakasih kepada panitia dan IAIN Metro siap mengikuti KKN-MB 2023”, demikian disampaikan oleh Sainul, Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM IAIN Metro.
(Tim Redaksi)