socio
eco-techno
preneurship

“BATON” BARU: PARADIGMA BARU IAIN METRO

2. Cover Artikel Kepemimpinan Baru Buyung Syukron 13042025

metrouniv.ac.id – 13/04/2025 – 14 Syawal 1446 H

Dr. Buyung Syukron, S.Ag. SS., MA. (Ketua Lembaga Penjaminan Mutu/Dosen PAI IAIN Metro)

Kini, baton telah berpindah tangan. Irama baru telah dimulai. Dilantiknya Prof. Dr. Ida Umami, M.Pd. Kons sebagai Rektor IAIN Metro periode 2025-2029 menghadirkan sebuah peluang dan harapan baru yang begitu besar yang mampu  membawa IAIN Metro menjadi institusi “pioner” sebagai lembaga pendidikan Islam yang membawa paradigma baru sekaligus menghadirkan peluang yang sangat luas untuk “menulis ulang” narasi organisasi: dari yang pasif menjadi  proaktif, dari birokratis menjadi dinamis, dari eksklusif menjadi inklusif. Menjadi keniscayaan hadirnya beliau akan membawa paradigma baru—yang relevan, adaptif, dan progresif sebagai jawaban atas berbagai tantangan yang ada saat ini. Besarnya kapasitas dan fungsi edukatif yang diberikan seiring terpilihnya Rektor IAIN Metro yang baru diyakini akan menjadikan lembaga ini memiliki mandat yang lebih luas. Tesis ini menurut Penulis tidak berlebihan, karena dibalik kebesaran dan keluasan kapasitas, peran dan fungsi itu sendiri, IAIN Metro harus mampu “menatap” dan “menjejakkan” kiprah dan kontribusinya untuk menunjukkan nalar kritis dalam menghadapi modernitas zaman. Sekali lagi, penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi di IAIN Metro bukan sekedar merawat “cagar budaya” ajaran-ajaran  Islam semata, tetapi yang lebih penting menciptakan output yang memiliki daya saing tinggi dihadapan Bangsanya sendiri dan dunia eksternal. 

Memaknai Paradigma baru dalam bingkai kepemimpinan

Suksesi Kepemimpinan atau apapun sebutan lainnya pada IAIN Metro sudah terlaksana dengan sukses. Proses yang diawali dengan penjaringan, uji kualitatif oleh senat, kemudian pemamparan didepan panitia Seleksi ditungkat pusat pada akhirnya telah menetapkan seorang wanita terbaik di IAIN Metro yang bernama Prof. Dr. Ida Umami, M.Pd.Kons untuk menjadi Rektor/pimpinan baru periode 2025-2029 yang akan menakhodai IAIN Metro. Legalitas kepemimpinan beliau ditunjukkan dengan dilantiknya yang bersangkutan pada tanggal 24 Maret 2025 oleh Menteri Agama Prof. Dr. Nasaruddin Umar, M.A. Pergantian ini tentu saja tidak bisa hanya dikonsepsikan dan dikonotasikan hanya pada perubahan sisi kepemimpinan pada sudut pandang personal semata. Dilantiknya Rektor baru Prof. Dr. Ida Umami, M.Pd.Kons menjadi momentum baru bagi IAIN Metro untuk terus meningkatkan eksistensi kelembagaan dalam membangun ghirah baru sebagai sebuah institusi pendidikan Islam yang tidak saja berdimensi Islam saja akan tetapi dimensi pengetahuan secara umum. Eksistensi IAIN Metro melalui Rektor baru harus memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan pengetahuan sekaligus menghadirkan kecerdasan spiritual pada seluruh aspek pelaksanaan Tridharma yang dilaksanakan oleh sivitas akademika yang ada di dalamnya. Inilah substansi dan essensi yang amat penting sehingga IAIN Metro tidak kehilangan orientasi yang pada akhirnya memperkuat justifikasi IAIN Metro yang kurang mampu bersaing dalam menjawab tantangan modernitas dan kemajuan zaman. Regenerasi kepemimpinan ini juga menjadi sebuah momentum indah di tengah pergulatan masyarakat Islam menghadapi berbagai persoalan yang berkembang yang diakibatkan oleh perbedaan keyakinan dan pemahaman yang keliru atas kiprah dan eksistensi IAIN Metro itu sendiri. Rektor IAIN Metro yang baru dengan didukung seluruh elemen dan komponen yang ada harus mampu menjawab berbagai persoalan yang terjadi baik dalam eskalasi lokal, nasional bahkan internasional. Rektor baru harus memiliki paradigma baru untuk menghadirkan sebuah restorasi dan rekonstruksi pendidikan Islam yang berbasis modernisme tanpa kehilangan ruh spiritualitas yang menjadi akar dari visi, misi, dan tujuan yang diembannya.

Kepemimpinan (baca: Rektor) bukan hanya soal jabatan ataupun sekedar amanah semata, tetapi soal arah. Seorang Rektor sebagai pemimpin menjadi penentu ke mana IAIN Metro akan berjalan. Apakah stagnan di zona nyaman, atau maju dengan inovasi yang terukur. Di sinilah menurut Penulis, pentingnya sebuah paradigma baru tersebut. Kita sivitas akademika tentu berharap Rektor baru IAIN Metro akan berpikir dan bertindak dengan pola baru yang cenderung mengusung cara pandang, pola pikir, dan pendekatan dalam menyelesaikan masalah. Pemimpin baru harus hadir dengan paradigma baru dalam menciptakan lompatan kemajuan. Ada sebuah ekspektasi lain menurut Penulis yang juga memiliki urgensitas penting dibalik terjadinya transformasi tersebut, yaitu IAIN Metro harus menjadi trendsetter keilmuan. Memang tidak mudah untuk mewujudkan hal tersebut, akan tetapi bukan pula hal yang tidak mungkin mengimplementasikannya. Kepemimpinan baru IAIN Metro dalam mengusung paradigma baru harus menjadikan IAIN Metro menjadi lembaga trendsetter keilmuan Mengusung paradigma ini memang memerlukan pemikiran yang mendalam, berkeringat, kolaboratif, dan sharing ideas. Pertanyaannya: mengapa ini diperlukan? Jawabannya adalah: bahwa paradigma trendsetter keilmuan dalam konteks IAIN Metro menjadi artikulasi gambaran yang komprehensif tentang kekuatan sumber daya, visi-misi kelembagaan, mandat, skala prioritas, distingsi, ekselensi sampai pada tataran ekspektasi itu sendiri. Dan ini sebuah keniscayaan yang harus menjadi pembuktian atas perubahan status tersebut. Dan ini semua tentu saja berada di tangan Rektor baru yang akan bekerja secara totalitas dengan seluruh sistem dan struktur yang dimilikinya. Dalam realitas dan kontekstualitas di atas, Penulis yakin Rektor IAIN Metro yang baru -Prof. Dr. Ida Umami, M.Pd.Kons- akan menjadi sosok yang tidak takut untuk mencoba pendekatan baru, berani mendobrak kebiasaan yang tidak produktif, dan membuka ruang kolaborasi yang lebih luas. Penullis sangat meyakini beliau adalah sosok yang tidak hanya mengandalkan pengalaman masa lalu, tetapi juga belajar dari data, trend, dan akan mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak. Pemimpin seperti inilah yang dibutuhkan di era yang serba cepat, penuh disrupsi, dan tak terduga seperti sekarang. Pada aspek lain kehadiran Rektor baru sebagai pimpinan di IAIN Metro dengan membawa Paradigma baru akan memiliki keberpihakan dan berperan menjadi katalisatoro atas terjadinya ketimpangan komunikasi, minimnya inovasi, serta resistensi sekelompok orang terhadap perubahan. Komponen dan elemen yang ada tidak boleh hanya bekerja berdasarkan perintah, bukan karena inisiatif. Kreativitas tidak boleh dihambat oleh birokrasi yang pada akhirnya menjadikan organisasi (baca: IAIN Metro) menjadi lamban dan tidak responsive terhadap kebutuhan zaman. Yang tak kalah penting, paradigma baru harus bersifat inklusif. Rektor IAIN Metro harus memastikan bahwa setiap suara memiliki ruang untuk didengar, terutama suara yang selama ini terpinggirkan. Dalam organisasi yang sehat, keberagaman ide menjadi sumber kekuatan, bukan ancaman. Inklusivitas tidak hanya menciptakan rasa memiliki, tetapi juga memperkaya proses pengambilan keputusan. Tentu saja ini berlaku juga bagi IAIN Metro. Paradigma baru dalam kepemimpinan kampus menuntut figure pemimpin yang adaptif, visioner, dan kolaboratif. Transformasi perguruan tinggi yang akan dihadapi oleh IAIN Metro sebentar lagi hanya akan berjalan efektif apabila dimotori oleh sosok pemimpinan yang mampu membaca arah zaman dan mengelola perubahan secara cerdas. Sekali lagi menurut tesis penuis, dalam konteks IAIN Metro, paradigma baru juga harus selaras dengan nilai-nilai keIslaman yang moderat, toleran, dan mendukung kemajuan ilmu pengetahuan.

Tantangan dalam Mewujudkan Paradigma Baru

Mewujudkan paradigma baru tentu bukan perkara mudah. Setiap perubahan akan menghadapi resistensi, terutama dari pihak-pihak yang nyaman dengan sistem lama. Bahkan tidak jarang, pemimpin baru justru terseret oleh pola pikir pendahulunya karena tekanan struktural, budaya organisasi yang mengakar, atau ketakutan kehilangan dukungan. Di sinilah diperlukan keberanian dan konsistensi. Pemimpin baru harus tegas memisahkan diri dari kebiasaan yang tidak relevan, dan berani memulai kultur baru. Ia harus memberi contoh nyata, bukan sekadar wacana. Ketika pemimpin menunjukkan integritas dan keseriusan dalam membawa perubahan, maka perlahan kepercayaan akan tumbuh, dan transformasi bisa berjalan. Selain itu, penting pula bagi pemimpin baru untuk mengomunikasikan visi dan langkahnya secara jelas. Tanpa komunikasi yang baik, perubahan justru menimbulkan kebingungan dan ketidakpastian. Dengan komunikasi yang transparan, pemimpin tidak hanya menjelaskan apa yang berubah, tetapi mengapa dan bagaimana perubahan itu akan dijalankan. Paradigma baru menekankan pada kolaborasi, inovasi, dan transformasi kelembagaan yang berkelanjutan. Paradigma baru dalam kepemimpinan baru harus mampu memberikan warna yang lebih inovatif dan kreatif dalam merubah paradigma yang bersifat konvensional, apalagi yang bertumpu pada keuasaan administratif semata. Rektor IAIN Metro yang baru harus mampu memberikan “space” yang seluas-luasnya kepeda seluruh sivitas akademika yang dipimpinnya untuk terlibat secara langsung dalam proses perencanaan dan pengambilan kebijakan. Jika hal ini dilakukan, semua proses ini akan mampu menciptakan rasa memiliki (ownership) dan memperkuat budaya akademik yang sehat.

Kehadiran Prof. Dr. Ida Umami, M.Pd.Kons sebagai Rektor IAIN Metro yang baru, ditantang untuk mampu merubah bahkan bila perlu menghindari gaya pemikiran pendidikan yang berorientasi memproduksi tradisi dan dogmatisme dalam pengertian yang sempit (baca: pan-Islamisme). Tantangan IAIN Metro ditangan beliau kedepan diharapkan mampu mengkontekstualitaskan gaya pendidikan yang memiliki orientasi situasional, baik dalam skala lokalitas maupun skala yang lebih luas lagi. Sehingga pada akhirnya IAIN Metro mampu memiliki “arkeologi” pemikiran sendiri dengan modifikasi gaya pendidikan yang lebih konstruktif yang pada akhirnya mampu memberikan kesadaran dan kontribusi nyata atas problem riil masyarakat saat ini. Inilah jawaban atas tantangan perubahan pemikiran dibalik hadirnya pemimpin baru pada IAIN Metro. Penulis melihat relevansi yang kuat atas berbagai tantangan ini dengan pendapat beliau pada kata sambutan dalam acara serah terima jabatan Rektor, bahwa: “Saya memiliki komitmen untuk melaksanakan amanah Menteri Agama yang menargetkan kampus-kampus keagamaan sebagai pusat spiritual dan keilmuan yang unggul. “Insya-Allah, kita akan menjadikan IAIN Metro sebagai pusat spiritualitas Islam yang rahmatan lil alamin, sekaligus sebagai mercusuar keilmuan di tingkat nasional dan internasional,” tegasnya. Penulis meyakini bahwa sebagai dirigen baru, Rektor IAIN Metro tidak akan datang dengan membawa nada yang asing. Ia mendengarkan setiap elemen kampus-dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, alumni, dan mitra eksternal-sebagai bagian penting dari komposisi besar ini. Ia akan mampu menyatukan visi yang beragam menjadi irama kolaboratif, membangun irisan antara nilai-nilai keislaman, keilmuan, dan kemanusiaan dalam satu harmoni kepemimpinan yang inklusif.

Penutup

Hadirnya Rektor baru pada IAIN Metro, bukan hanya bicara terkait keberterimaan atas amanah apalagi sebagai sebuah kehormatan semata, tetapi jabatan tersebut harus dipandangan sebagai sebuah responsibiltas besar untuk melanjutkan dan menyempurnakan upaya-upaya membangun kampus tercinta ini. Segala kebaikan yang telah dicapai oleh Rektor sebelumnya tentu akan menajdi tonggak penyempurnaan pada periode kepemimpinan Rektor selanjutnya. Hadirnya kepemimpinan (Rektor) baru harus dimaknai sebagai momentum strategis terhadap lahirnya sebuah paradigma baru kepemimpinan yang diusungnya. Mengakhiri tulisan singkat ini, penulis hanya ingin menganalogikan bahwa dalam setiap orkestra yang besar, tidak cukup hanya memiliki alat musik yang lengkap atau pemain yang berbakat. Diperlukan satu sosok penting yang berdiri di depan—seorang dirigen. Dialah yang mengatur ritme, menjaga harmoni, dan mengarahkan orkestra menuju simfoni yang utuh dan menggugah. Hari ini, IAIN Metro menyambut kehadiran dirigen baru, seorang rektor yang akan membawa semangat baru, visi segar, dan tekad kuat untuk menjadikan kampus ini sebagai pusat unggulan keilmuan Islam yang inklusif, adaptif, dan berdaya saing global. Kini, “baton” (tongkat dirigen) telah berpindah tangan. Irama baru telah dimulai. Mari kita dukung, kita sambut, dan kita kuatkan langkah rektor baru kita. Karena keberhasilan sebuah simfoni bukan hanya karena kepiawaian dirigennya, tetapi karena kebersamaan seluruh pemainnya. IAIN Metro, di bawah dirigen baru, bersiap memainkan lagu masa depan—lebih harmonis, lebih progresif, lebih berdaya. Akhirnya kami secara pribadi dan seluruh sivitas akademika IAIN Metro menucapkan: “Selamat datang Rektor baru, Selamat datang “Dirigen” baru sekaligus selamat datang Paradigma baru di IAIN Metro, Prof. Dr. Ida Umami, M.Pd.Kons”. Terimakasih untuk Rektor terdahulu, Prof. Dr. Siti Nurjanah, M.Ag., PIA, atas dedikasi dan loyalitas yang ditunjukkan selama memimpin kampus tercinta ini. Semoga diberikan keberkahan dan kesuksesan untuk keduanya. Aamiin.

 

 

 

 

"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.

"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.

socio, echo, techno, preneurship
[radio_player id="1"]
"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.