metrouniv.ac.id – 31/03/2025 – 1 Syawal 1446 H
Prof. Dr. Hj. SIti Nurjanah, M.Ag., PIA. (Guru Besar IAIN Metro)
Pelaksanaan shalat idul fitri setiap tahun selalu diperingati umat Islam di seluruh dunia setelah sebulan penuh melaksanakan puasa di bulan Ramadan. Tentu di hari raya ini adalah hari kemenangan bagi kaum muslimin setelah melewati ujian iman yang tidak ringan. Selain menahan makan dan minum juga menahan untuk tidak melakukan perbuatan yang akan merusak pahala puasa maupun membatalkan puasa itu sendiri sejak terbit matahari hingga terbenamnya matahari. Ini adalah sebuah perjuangan yang luar biasa, mengapa demikian? Karena menahan kebiasaan makan minum sesuka hati selama sebulan itu butuh perjuangan apalagi juga harus menahan nafsu untuk tidak melakukan hal hal yang merusak puasa kita.
Setelah selesai puasa selama satu bulan, lalu kita mendapat kemenangan dengan merayakannya di hari raya idul fitri. Tahun ini idul fitri 1 Syawal 1446 H jatuh pada hari Senin, 31 Maret 2025. Di hari ini umat Islam di seantero Indonesia berkumpul bersama melaksanakan shalat idul fitri ada yang di masjid dan ada juga yang di lapangan, sehingga semua masjid dan banyak lapangan di penuhi lautan manusia. Semua bersyukur di hadapan Allah SWT dengan melaksanakan shalat dua rakaat. Gema takbir berkumandang dilantunkan oleh semua umat Islam, sebagai isyarat penghambaan diri hanya kepada Allah SWT mensyukuri atas selesainya ibadah puasa yang menjadi kewajiban setiap umat muslim.
Kemenangan yang didapat umat muslim menjadi bekal penghambaan diri kepada Sang Khaliq Yang Maha Kuasa untuk 11 bulan ke depan, apakah kita mampu mengimplementasikan hikmah puasa di kehidupan yang akan kita jalani atau justru kita gagal, tentu kita yang harus bisa mempersiapkannya dengan baik.
Untuk itu marilah kita rayakan kemenangan ini dengan terus berbuat baik terhadap sesama sebagai hablum minannas dan melaksanakan semua perintah dan menjauhi semua larangan-Nya melaksanakan hablum minallah. Sehingga makna kemenangan tidak hanya sebatas kesenangan jasmani namun kesenangan ruhani juga harus diseimbangkan dalam hidup kita.
Menahan diri untuk tidak menuruti hawa nafsu secara brutal, peduli terhadap sesama, menjaga kesehatan jasmani dan ruhani, berbuat baik kepada sesama bukan hanya kepuasan diri semata tetapi betul-betul berdasarkan kepentingan umum yang mengedepankan manfaat dan maslahat umat. Itu hanya sebagian kecil perbuatan baik yang harus kita laksanakan untuk sebelas bulan ke depan. Semoga kita termasuk golongan orang orang yang memperoleh kemenangan lahir dan bathin, bahagia dunia dan akhirat dan semoga menjadi bekal kita memperoleh derajat taqwa. Taqabbalallah minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum minal aidin wal faizin mohon maaf lahir dan bathin. Wallahu a’lam bishshawwab.