socio
echo
techno
preneurship

MeTROUNIV Article

MEMETIK HIKMAH RAMADAHAN UNTUK KEHIDUPAN YANG HARMONI

Facebook
Twitter
WhatsApp

metrouniv.ac.id – Khutbah Idul Futri 1 Syawal 1444 H

Dr. Mukhtar Hadi, M.Si. (Direktur Pascasarjana IAIN Metro)

إنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamd..

Ma’asyirol hadirin Rahimakumullah..

 

Mari kita senantiasa mengucapkan rasa syukur  kehadirat Allah Swt, atas limpahan nikmat yang telah diberikan kepada kita semua sehingga pada hari yang mulia, pada tempat yang baik dan dalam suasana penuh kegembiraan ini kita semua dapat hadir dan berkumpul dalam keadaan sehat wal afiat tidak kurang suatu apapun. Shalawat dan salam mari kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad Saw, khataman nabiyiin, penutup para Nabi yang telah menghantarkan kita pada cahaya Islam, yang menerangi kehidupan kita baik di dunia hingga kelak nanti di akhirat.

Pada hari ini, di pagi yang cerah dan ceria, secara bersamaan jutaan umat Islam di seluruh dunia mengumandangkan takbir, tasbih dan tahmid, mengagungkan asma Allah Swt. Mereka juga bersama-sama dan bergelombang melaksanakan shalat Idul Fitri di tanah lapang maupun di masjid-masjid sebagai bentuk penghambaan seorang hamba kepada Rabbnya, Tuhan semesta alam, Allah ‘ajja wajalla. Semua itu dilakukan sebagai bentuk nyata wujud pengabdian kepada Allah Swt sekaligus sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah yaitu bertemu dengan bulan suci Ramadhan dan bertemu kembali dengan hari raya Idul Fitri 1444 H atau 2023 M .

Hari raya idul fitri seperti pada hari ini memang selalu istimewa. Bukan hanya karena hari ini adalah hari kemenangan bagi umat Islam, tetapi juga karena kita semua mampu melewati madrasah spiritual  selama bulan Ramadhan dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. Jika dalam tiga tahun yang lalu kita melaksanakan shalat idul fitri dengan berbagai keterbatasan dan pembatasan sesuai dengan protokol kesehatan covid-19, namun dalam shalat idul fitri kali ini kita bisa melaksanakannya dengan kelonggaran yang hampir mendekati seperti masa-masa normal. Semoga ini merupakan tanda bahwa wabah pandemi memang betul-betul sudah berakhir. Meskipun demikian kita semua harus tetap waspada dan terus disiplin dalam menjaga kebersihan dan kesehatan sebagaimana anjuran dalam syariat Islam.

 

Bapak/Ibu/Saudara-saudara Jamaah Salat Idul Fitri Rahimakumullah..

 

Idul fitri secara harfiah bermakna kembali kepada fitrah atau kesucian. Kesucian tersebut diperoleh karena kita telah melaksanakan puasa Ramadhan selama satu bulan penuh dan berusaha sekuat tenaga melaksanakan dan menghiasinya dengan ibadah-ibadah Sunnah seperti Qiyamul Lail, berderma dan  bersedekah, memperbanyak membaca al-Qur’an, melakukan i’tikaf, berdzikir, dan lain sebagainya. Tujuan ibadah puasa itu sendiri sebagaimana di firmankan oleh Allah Swt adalah agar kita menjadi manusia yang bertakwa, sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Baqarah ayat 183:

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

 

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”, (QS. Al-Baqarah:183)

 

Dalam rangka mewujudkan insan yang bertakwa tersebut, maka selama Ramadhan kita semua ditempa dan dilatih baik secara jasmani maupun rohani oleh Allah Swt melalui syari’at-Nya. Karena itu Ramadhan adalah bulan pendidikan yang disediakan oleh Allah Swt kepada hamba-hambanya yang beriman agar supaya semakin baik amal ibadahnya, semakin mulia akhlaknya, memiliki jiwa yang welas asih kepada sesama, memiliki kejujuran dan kedisiplinan yang tinggi serta memiliki jiwa-jiwa yang tawadhu dan rendah hati. Keberhasilan tempaan dari pendidikan selama bulan Ramadhan tersebut akan mengantarkan kita menjadi orang-orang yang bertakwa.

 

Hadirin Jama’ah shalat idul Fitri yang saya hormati..

 

Pembuktian yang sesungguhnya dari  ketakwaan kita kepada Allah Swt melalui  penempaan selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan tersebut akan nampak terlihat bukan hanya selama Ramadhan tetapi yang lebih penting lagi di bulan-bulan setelahnya. Yaitu sejak hari ini, kita mulai pada awal bulan syawal ini hingga kita bertemu kembali dengan Ramadhan tahun depan.

Jika selama Ramadhan kemarin aktivitas ibadah kita kepada Allah Swt.  dilakukan begitu bersemangat, begitu semarak, dimana-mana suasana peribadatan sangat ramai, masjid dan musholla penuh, pun begitu yang diharapkan setelah Ramadhan.  Semangat beribadah itu tidak boleh padam hingga sampai akhir hayat. Usaha untuk terus berlomba-lomba  di dalam kebaikan harus terus ditingkatkan. Allah Swt mengingatkan kepada hamba-hambanya agar senantiasa berpacu dan berlomba untuk kearah kebaikan.

 

وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

 

Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu”.(QS. Al-Baqarah: 148).

 

Ma’asyiral hadirin Rahimakumullah..

 

Selama bulan Ramadhan melalui ibadah puasa kita semua dididik dan dilatih  supaya peduli dengan penderitaan sesama, merasakan bagaimana rasanya letih dan lapar. Kemudian diajarkan agar memperbanyak infak dan sedekah serta diberikan insentif berupa pahala yang berlipat ganda oleh Allah Swt.  Semua itu mengajarkan kepada kita untuk menumbuhkan solidaritas sosial sehingga kita menjadi orang-orang yang ringan dalam membantu kesusahan orang lain, menjadi para pemenang sosial (Social champions) dan berjiwa filantropis atau berjiwa kedermawanan.

Setelah Ramadhan, semangat solidaritas sosial dan kedermawanan itu hendaklah terus dipertahankan, dipupuk agar semakin bersemi dan tumbuh besar sebagaimana pohon yang menjulang tinggi dengan dahan, ranting dan daun-daun yang lebat. Dari dahan dan ranting serta daun itu maka akan keluarlah buah-buah yang tidak kalah lebatnya hingga memberi manfaat untuk sekalian semesta alam. Demikianlah gambaran yang diberikan Allah bagi orang-orang yang suka menafkahkan hartanya untuk membantu dan menolong sesama serta untuk kepentingan perjuangan di jalan Allah.

 

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

 

Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui”. (QS. Al-Baqarah: 261).

 

 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamd..

Ma’asyirol hadirin Rahimakumullah..

 

Ibadah puasa Ramadhan juga mengajarkan bahwa selama seseorang berpuasa, nilai esensial puasanya bukan hanya terletak kepada menahan lapar dan dahaga semata. Namun ketika berpuasa, kualitas nilai puasa itu terletak kepada kemampuan untuk menahan diri dari berbicara yang tidak baik, melakukan perbuatan yang dapat menyakiti dan merugikan orang lain, serta menahan diri dari memperturutkan hawa nafsu. Nilai-nilai dari ajaran puasa ini sangat penting dalam memandu manusia mengarungi kehidupan dengan sesama manusia. Kompas bagi komunikasi dan interaksi dengan sesama supaya terwujud kehidupan yang penuh harmoni, tidak saling menyakiti, dan tidak saling bermusuhan.

Dewasa ini, dimana ruang kehidupan tidak hanya berada dalam dunia realitas namun juga ruang hipperealitas berupa ruang kehidupan maya atau yang kita sebut dunia digital. Maka hubungan antar sesama di dalam dua ruang kehidupan (realitas dan hipperealitas)  itu hendaknya menjadi perhatian kita semua agar menghasilkan nilai-nilai positif yang jauh dari rasa iri dengki, hasad dan hasut, sikap riya,  serta bebas dari ujaran kebencian.

Pada dunia kehidupan nyata kita sudah terbiasa berinteraksi dengan sesama manusia dengan panduan akhlak yang bersumber dari ajaran agama, nilai moral dan hukum yang berlaku. Semua berjalan dengan baik dalam rangka menjaga harmoni dan kedamaian dalam hidup, walaupun terkadang masih terpeleset dan tanpa kendali. Namun demikian, dalam ruang maya dan ruang digital dengan berbasis teknologi informasi masih banyak diantara kita yang dengan latah melalui jari-jemarinya masih suka memposting hal-hal yang merusak kehidupan dengan postingan yang berbau pornografi, kekerasan, penipuan, dan ujaran kebencian yang dapat merusakkan sendi-sendi ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathoniyah, maupun ukhuwah basyariah. Pepatah lama yang mengatakan “mulutmu adalah harimaumu” kini telah berganti “jari-jemarimu adalah harimaumu”.

Karena itu marilah kita berhati-hati dan bijaksana dalam menggunakan alat-alat teknologi yang kita miliki. Gunakanlah untuk kemanfaatan dan kebaikan,  janganlah digunakan untuk menebarkan kemaksiatan dan memecah belah persatuan dan persaudaraan. Allah memperingatkan kepada kita semua dalam firman-Nya:

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ

 

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”. (QS. Al-Hujurat: 11)

 

Larangan Allah Swt untuk tidak saling mengolok-olok, saling mencela dan menebar kebencian sebagaimana ayat di atas berlaku bukan hanya dalam kehidupan nyata tetapi juga berlaku dalam kehidupan di dunia maya. Berlaku tidak hanya dalam realitas rill tetapi juga dalam kehidupan hipperalitas. Jika dalam kehidupan nyata kita diminta menjaga mulut dan perbuatan dari menyakiti orang lain, maka dalam kehidupan di dunia maya kita diminta menjaga jari-jemari kita agar tidak menyakiti sesama manusia.

Begitulah pengajaran yang telah diperoleh dan dididikan oleh Allah Swt kepada kita semua selama menjalankan ibadah puasa. Semua itu supaya manusia dapat terus menjalin hubungan yang berimbang dengan Allah Swt (hablum minallah) dan dengan sesama manusia (hablum minannas). Dua hubungan ini merupakan kunci bagi keberhasilan hidup dan kunci bagi kebahagian di dunia maupun di akhirat kelak. Allah Swt berfirman.

 

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

 

Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk”. (Qs. Ali Imron: 103).

 

Hadirin wal hadirat, rahimanii wa rahimakumullah..

 

Demikianlah sebagian dari ajaran nilai-nilai puasa yang sudah kita laksanakan selama satu bulan penuh. Ujian sesungguhnya terhadap pendidikan puasa  bukan terletak pada saat di bulan Ramadhan yang lalu tetapi justru terletak mulai hari ini hingga seterusnya sampai nanti kita dididik lagi pada ramadhan tahun yang akan datang. Semoga Allah swt senantiasa memberikan kekuatan iman dan Islam sehingga kita benar-benar menjadi insan yang bertakwa, yaitu insan yang selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala apa yang dilarangnya.

Akhirnya marilah kita berdoa kepada Allah Swt, semoga semua amal ibadah kita selama ramadhan diterima oleh Allah Swt dan kita dapat melaksanakan nilai-nilai ajaran puasa tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

 

 

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم. إنَّ اللهَ وملائكتَهُ يصلُّونَ على النبِيِّ يَا أيُّهَا الذينَ ءامَنوا صَلُّوا عليهِ وسَلّموا تَسْليمًا
اللّـهُمَّ صَلّ على محمَّدٍ وعلى ءالِ محمَّدٍ كمَا صلّيتَ على إبراهيمَ وعلى ءالِ إبراهيم وبارِكْ على  محمَّدٍ وعلى ءالِ محمَّدٍ كمَا بارَكْتَ على إبراهيمَ وعلى ءالِ إبراهيمَ إنّكَ حميدٌ مجيدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ ذُنُوْبَ وَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا

 

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ .
عباد الله، ان الله يأمر بالعدل والاحسان وايتاء ذي القربي وينهي عن الفحشاء والمنكر والبغي لعلكم تذكرون فاذكروا الله العظيم يذكركم واسألوه من فضله يعطكم ولذكر الله اكبر

Artikel Terkait

AGAMA DAN KETIDAKBERARTIAN HIDUP

metrouniv.ac.id – 28/05/2023 – 08 Dzulqa’dah 444 H Dr. Mukhtar Hadi, M.Si. (Direktur Pascasarjana IAIN Metro) Banyak orang yang silau

Prodi MHU IAIN Metro Bergerak

metrouniv.ac.id – 07/05/2023 _ 17 Syawal 1444 H Dharma Setyawan, M.A. (Wakil Dekan 3 FEBI IAIN Metro) 6 hari Kuliah

New Wine in an Old Bottle

metrouniv.ac.id – 22/05/2023 – 02 Dzulqa’dah 1444 H Dr. Dedi Irwansyah, M.Hum. (Wakil Dekan 3 FUAD/Pengajar Bahasa Inggris di IAIN

CIRI-CIRI ORANG YANG BERTAKWA

Bagian 2 metrouniv.ac.id – 17/04/2023 – 26 Ramadhan 1444 H Dr. Mukhtar Hadi, M.Si. (Direktur Pascasarjana IAIN Metro)   Dalam

"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.

"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.

socio, echo, techno, preneurship
"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.