socio
eco-techno
preneurship

PERAN DAN POTENSI KAUM MUDA

PERAN DAN POTENSI KAUM MUDA

metrouniv.ac.id – 28/10/2023 – 13 Robiul Akhir 1445 H

Dr. Mukhtar Hadi, M.Si. (Direktur Pascasarjana IAIN Metro)

 

“Pemuda yang tidak memiliki semangat dakwah, takbirkanlah ia empat kali,

karena sesungguhnya ia telah mati” (Imam Syafi’i)

 

“Kita jangan pernah mewarisi abunya sumpah pemuda, tetapi kita harus mewarisi

apinya sumpah pemuda”. (Bung Karno)

 

Bagi generasi muda Indonesia, bulan oktober sangat bernilai istimewa. Tepatnya, tanggal 28 Oktober selalu diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda. Satu sumpah yang merupakan tonggak bagi kebangkitan kaum muda Indonesia untuk kemerdekaan bangsa dan negaranya. Soal peran pemuda dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, juga dalam konteks perubahan sosial kemasyarakatan, tidak ada satupun yang meragukannya. Sampai-sampai Bung Karno pernah menyatakan “ Seribu orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia”.

Sejarah mencatat, banyak sekali gerakan perubahan di dunia ini yang dipelopori oleh kaum muda. Tentu kalau diambil contoh, ketokohan kaum muda yang pertama dan utama dapat dilihat dari Nabi kita Muhammad SAW. Pada usia belasan tahun, Beliau sudah menempa dirinya dengan kemampuan berdagang dan berwirausaha. Kemudian pada usia dua puluhan Beliau sudah memiliki kesadaran tentang berbagai persoalan sosial dan masyarakat sekitarnya. Puncaknya adalah pada usia empat puluh tahun, usia yang selalu dikaitkan dengan puncak usia kaum muda, Beliau diangkat menjadi Rasul utusan Allah. Setelah itu Beliau menjadi tokoh perubahan dalam berbagai aspek kehidupan hingga diakui dan ditempatkan pada nomor urut pertama sebagai orang yang paling berpengaruh di dunia.

Konon dalam catatan sejarah, tidak kurang 25 dari 40 orang  assabiqunal awwalun                 (orang-orang yang awal mula masuk Islam) itu berusia di bawah 30 tahun. Dari generasi awal Islam yang mayoritas kaum muda itu panji-panji Islam untuk pertama kalinya ditancapkan. Sejak itu dan seterusnya dengan semangat perjuangan yang tidak pernah mengenal lelah, Islam didakwahkan dan disebarkan ke seluruh penjuru dunia.

Tokoh pendiri organisasi Ikhwanul Muslimin di Mesir, Hasan al-Bana, terlepas dari kontroversi posisi organisasi ini dalam masyarakat, telah menggerakkan Ikhwanul Muslimin menjadi organisasi yang sangat berpengaruh di Mesir dari sejak usia sangat muda. Hingga sampai wafatnya pada usia 42 tahun, Ikhwanul Muslimin yang ditinggalkannya memiliki pengaruh yang sangat besar bagi dunia Islam. Hasan al-Bana dicatat sebagai seorang ideolog Islam yang sampai saat ini menjadi panutan bagi gerakan-gerakan Islam di beberapa belahan dunia.  Kata-kata al-Bana tentang pemuda yang sampai sekarang masih menjadi spirit perjuangan bagi sebagian pemuda Islam adalah:  “ sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda adalah rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah, pemuda adalah pengubar panji-panjinya”.

Soedirman, mantan seorang guru Muhammadiyah yang kemudian masuk militer dilantik menjadi seorang jenderal pada usia 31 tahun. Beliau adalah seorang perwira militer tertinggi di masa revolusi nasional. Menjadi Penglima Besar Tentara Nasional Indonesia yang pertama. Sampai sekarang jejak pengabdian dan keteladanannya menjadi contoh bagi generasi militer berikutnya termasuk bagi para generasi muda.  Para generasi muda perlu menangkap “api” dan elan vital yang pernah dicontohkannya untuk bangsa dan negara.

Sangat banyak contoh figur pemuda dalam sejarah Islam dan sejarah bangsa kita yang bisa dijadikan obor bagi generasi muda di masa sekarang ini. Pertanyaannya, apa yang menjadi kelebihan pada diri pemuda sehingga dalam catatan sejarah selalu menjadi agen of change (agen perubahan) dalam masyarakat? Ada beberapa argumen untuk menjelaskan hal ini.

Pertama, dengan usia muda memungkinkan seseorang memiliki mobilitas fisik yang dinamis. Pada usia muda, organ-organ fisik seseorang berada dalam posisi yang paling prima sehingga  dapat melakukan aktivitas fisik secara mobil dan tidak perlu terhambat karena alasan kesehatan. Tentu ini dengan syarat, para pemuda mampu menjaga badan jasmaninya dari perilaku yang merusak diri, seperti malas olah raga, merokok dan penggunaan obat-obat terlarang. Perilaku merusak diri ini jika dilakukan akan menggerogoti fisik pemuda sehingga menjadi tidak produktif bahkan bisa layu sebelum berkembang (mengalami kematian dini). Ingat Sabda Nabi “ Jagalah masa mudamu sebelum datang masa tuamu”.

Kedua, dari sisi kognitif (kemampuan berfikir), para pemuda  berada dalam posisi dimana kemampuan kognitifnya berada dalam puncak perkembangan. Kemampuan berfikir dan mengingat masih sangat kuat, kemampuan menganalisis segala persoalan, kemampuan menerima dan mencerna informasi dan kemampuan kognitif lainnya masih sangat kuat dan prima. Syaratnya, pemuda harus memiliki semangat menuntut ilmu, rajin membaca, haus akan informasi, menuangkan gagasan dan pemikiran secara lisan dan tulisan serta memiliki rasa ingin tahu (curiousity)  yang tidak pernah terpuaskan.

Ketiga, dari sisi ketersediaan waktu, pada usia muda seseorang memiliki waktu yang sangat longgar. Dengan beban hidup yang tidak terlalu banyak, setidaknya belum menanggung beban tanggungjawab domestik dan beban ekonomi atau finasial, usia muda memungkikan penggunaan waktu yang efisien dan produktif. Bagi yang belum menikah dan secara finansial masih ditanggung oleh orang tua, seseorang pada usia muda memiliki waktu yang sangat longgar dan bisa menggunakannya untuk menempa diri dan memantaskan diri supaya bisa menjadi pendobrak perubahan dan memberi manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat, bangsa dan negara.

Ketiga hal tersebut di atas merupakan potensi usia muda. Sebuah potensi akan sangat tergantung pada pemanfaatan peluang dan potensi itu. Namun jika potensi itu tidak disadarai dan dimanfaatkan secara maksimal oleh pemuda, maka justru bisa menjadi malapetaka. Bukan saja malapetaka bagi dirinya tetapi juga bagi masyarakatnya. Jika yang terjadi demikian, pemuda akan menjadi “sampah masyarakat” bukan lagi sebagai agen perubahan dalam masyarakat. Selamat Hari Sumpah Pemuda. (mh.27.10.23).

Artikel Terkait

MAHAGURU

metrouniv.ac.id – 02/12/2023 – 18 Jumadil Awal 1445 H Dr. Dedi Irwansyah, M.Hum. (Wakil Dekan 3 FUAD/Pengajar Bahasa Inggris di

"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.

"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.

socio, echo, techno, preneurship
"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.