socio
echo
techno
preneurship

MeTROUNIV Article

Puasa Ramadhan; Rutinitas atau Pilihan?

Facebook
Twitter
WhatsApp

Bagian 4

metrouniv.ac.id – 21/04/2023 _ 30 Ramadhan 1444 H

Prof. Dr. Siti Nurjanah, M.Ag. PIA (Rektor IAIN Metro)

Melaksanakan hari Kartini dan Hari Raya Idul Fitri setiap tahun adalah menjadi keniscayaan yang selalu diperingati oleh bangsa Indonesia dan khususnya Umat Islam. Suatu fenomena yang tidak selalu terjadi secara beriringan dan bahkan Muhammadiyah melaksanakannya di tanggal yang sama tahun ini menjadi peristiwa penting yang harus kita pahami bersama.

Peringatan hari Kartini menggambarkan perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam membangun budaya memberikan ruang publik kepada kaum perempuan yang notabene sangat sulit di zamannya. Perempuan tidak mendapatkan kesempatan yang layak untuk mengenyam pendidikan. Perempuan diposisikan sebagai the second line di berbagai lini kehidupan, membuat ia sulit untuk bergerak di masyakarat. Raden Ajeng Kartini tampil dengan keberanian yang luar biasa. Meski banyak rintangan yang dihadapi. Ia mampu menembus dinding kokoh pembatas ruang gerak kaum perempuan, dengan bersama sama kaum laki laki mengenyam pendidikan. Begitulah perjuangan yang dilaksanakan Raden Ajeng Kartini, hingga ia berhasil merampungkan sebuah buku dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Sebagai pertanda ada perjuangan yang pernah dilakukannya untuk membuka jalan bagi para perempuan di Indonesia.

Dengan demikian sangat tepat sekali jika setiap tanggal 21 April kita peringati hari kelahiran Raden Ajeng Kartini, termasuk tahun ini yakni 21 April 2023 yang bertepatan dengan beriringannya tanggal 1 Syawal 1444 H sebagai Hari Raya Idul Fitri.

Hari Raya Idul Fitri merupakan hari kemenangan bagi umat Islam, setelah paripurna melaksanakan puasa di bulan Ramadhan selama 1 bulan penuh sesuai ketentuan yang ditetapkan. Pelaksanaan puasa adalah proses penempaan diri seorang muslim yang beriman. Sebulan penuh dilatih untuk menahan diri dari makan dan minum serta syahwat di siang hari, yang 11 bulan setelahnya tidak ada kewajiban melaksanakan puasa Ramadhan. Hal  tersebut adalah proses pembentukan pribadi kaum mukmin agar terhindar dari sifat egois,  yakni menumbuhkan sikap solidaritas kepada sesama makhluk Tuhan di muka bumi ini. Juga melatih kita untuk disiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajiban yang menjadi prioritas pekerjaan yang dilakoni. Demikian juga melatih sifat sabar dalam menghadapi kehidupan yang beraneka ragam yang dijalaninya. Itu merupakan sebagian tempaan yang diajarkan dalam berpuasa selama satu bulan. Masih banyak pelajaran yang dapat diambil dari pelaksanaan puasa, sehingga tujuan yang diminta agar kaum mukmin memahaminya adalah mencapai derajat taqwa.

Setelah satu bulan penuh menjalani penempaan diri, maka tibalah saatnya hari kemenangan bagi kaum muslimin yang diawali dengan melaksanakan hari Raya Idul Fitri. Digambarkan dalam salah satu hadis Nabi Muhammad SAW, bahwa setelah melaksanakan puasa sebulan penuh dan dengan penuh iman dan dengan sungguh sungguh mengharap ridhoNya, akan diampuni dosa dosanya  yang telah lalu. Sehingga kehidupan ke depan digambarkan bahwa orang orang yang telah berpuasa di bulan Ramadhan tersebut akan kembali suci bagaikan hari dimana seorang bayi dilahirkan. Dan ini sebagai bekal menjaga diri dari perbuatan yang dilarang olehNya di sebelas bulan yang akan datang.

Sungguh makna yang sangat dalam bersamaannya peringatan dua hari besar bagi bangsa Indonesia. Khususnya kaum perempuan yang terus harus mendapatkan hak yang sama di Indonesia dalam mengelola kehidupan ini. Perempuan harus mampu menjadi pribadi yang baik, dengan terus berkaca pada perjuangan panjang Raden Ajeng Kartini untuk membebaskan kaum perempuan dari cengkraman para penjajah di Indonesia waktu itu, sehingga hari ini perempuan memiliki kesempatan yang sama baik di ranah domestik maupun di ranah publik.

Dua moment penting yang tidak pernah ditinggalkan di bumi Indonesia ini harus dikenang sepanjang hayat. Keduanya berjalan beriringan 21 April 2023 ini merupakan ibroh untuk terus berjalan dengan baik. Perbedaan dalam menetapkan 1 Syawal di kalangan Muhammadiyah dan penetapan Pemerintah Republik Indonesia melalui Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia adalah mengajarkan kepada kita, bahwa kita harus selalu jalan berdampingan dengan damai dalam keberagaman. Dan perbedaan dalam menentukan 1 Syawal adalah sebuah keniscayaan yang benar benar terjadi dengan sama sama menggunakan metode penetapan yang diajarkan dalam Islam. Namun jangan sampai perbedaan itu menimbulkan permusuhan, tetapi sebaliknya jadikan moment ini sebagai wujud kasih sayang Allah SWT kepada kita untuk terus melakukan kebaikan kebaikan.  Karena paling penting adalah sama sama melaksanakan perintah Allah SWT di muka bumi ini.

Adapun korelasi dari pelaksanaan peringatan Hari Kartini dan Hari Raya Idul Fitri adalah keduanya merupakan moment berharga bagi warga negara Indonesia, khususnya kaum muslimin. Kaum perempuan layaknya kaum laki laki sama sama mempunyai kewajiban dalam mengemban amanah sebagai bangsa yang baik di negara Indonesia ini. Menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia harus dilakukan tidak bisa ditawar lagi. Peringatan hari Kartini menjadi penyemangat kaum perempuan untuk memajukan dirinya di kancah nasional dan internasional, menjadi perempuan yang cerdas, yang mampu melaksanakan kehidupan dengan baik sesuai norma yang berlaku.

Sementara hari Raya Idul Fitri juga mengajarkan kepada kaum perempuan untuk terus meningkatkan iman dan taqwanya hanya kepada Allah Tuhan yang Maha Esa. Kesucian kaum muslimin  menjadi modal dasar dirinya untuk terus mampu berbuat dan berkarya di muka bumi ini. Taat kepada Allah, kepada Rasulullah Muhamamd SAW dan kepada pemerintah adalah sebuah keharusan bagi kita. Pemerintah Republik Indonesia Bapak Presiden Joko Widodo beserta Wakil Presiden dan para menteri yang mendampingi adalah pemerintahan yang sah yang harus kita taati di bumi Indonesia ini.

Selamat  Hari Kartini dan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 H. Semoga kita kembali fitri dan semoga kita senantiasa dalam naungan dan ridho Allah SWT. Dijauhkan dari segala bala bencana di muka bumi ini. Semoga menjadi insan insan bertaqwa dengan kembali menjadi suci, baik dhahir maupun bathin. Damailah Indonesiaku. Berbeda bukan untuk melakukan perlawanan apalagi perselisihan, tetapi justru harus menghargai perbedaan tersebut sebagai rahmat dari Allah SWT. Sillaturrahmi harus tetap terjalin dengan baik.

Artikel Terkait

AGAMA DAN KETIDAKBERARTIAN HIDUP

metrouniv.ac.id – 28/05/2023 – 08 Dzulqa’dah 444 H Dr. Mukhtar Hadi, M.Si. (Direktur Pascasarjana IAIN Metro) Banyak orang yang silau

Prodi MHU IAIN Metro Bergerak

metrouniv.ac.id – 07/05/2023 _ 17 Syawal 1444 H Dharma Setyawan, M.A. (Wakil Dekan 3 FEBI IAIN Metro) 6 hari Kuliah

New Wine in an Old Bottle

metrouniv.ac.id – 22/05/2023 – 02 Dzulqa’dah 1444 H Dr. Dedi Irwansyah, M.Hum. (Wakil Dekan 3 FUAD/Pengajar Bahasa Inggris di IAIN

CIRI-CIRI ORANG YANG BERTAKWA

Bagian 2 metrouniv.ac.id – 17/04/2023 – 26 Ramadhan 1444 H Dr. Mukhtar Hadi, M.Si. (Direktur Pascasarjana IAIN Metro)   Dalam

"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.

"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.

socio, echo, techno, preneurship
"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.