socio
eco-techno
preneurship

R.A. Kartini Pelopor Kebangkitan Kaum Perempuan Indonesia

2. Cover R.A. Kartini Pelopor Kebangkitan Kaum Perempuan Indonesia

metrouniv.ac.id – 21/04/2025 – 22 Syawal 1446 H

Prof. Dr. Hj. SIti Nurjanah, M.Ag., PIA. (Guru Besar IAIN Metro)

Raden Ajeng Kartini telah menjadi pahlawan penggerak kaum perempuan yang sangat berpengaruh di Indonesia. Tanggal 21 April menjadi momentum penting dalam rangka mengenang dan menghormati jasa R.A. Kartini dan diperingati bangsa Indonesia. R. A. Kartini telah berjasa memperjuangkan hak-hak kaum perempuan dalam memperoleh kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan layaknya diterima dan dialami juga oleh kamum laki-laki pada saat itu. Banyak kegiatan dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Kartini, yakni dengan melaksanakan upacara, mengadakan lomba pakaian adat, bahkan ada juga yang menyelenggarakan pameran karya-karya kaum perempuan Indonesia.

Tanggal 21 April  telah ditetapkan menjadi Hari Kartini bagi bangsa indonesia, tentu ini bukan tanpa sebab yang penting. Tetapi justru karena R. A. Kartini telah menanamkan perjuangan yang sangat penting bagi kaum perempuan di Indonesia untuk dapat berkarya layaknya yang didapatkan kaum edung mencapai tujuannya untuk bisa mendapat kesempatan belajar dan bisa menjadi perempuan pintar. Perjuangannya tidak sia-sia sampai hari ini, karena kaum perempuan Indonesia terus bergeliat memperjuangkan haknya baik di ranah domestik maupun di ranah publik. Perempuan hari ini dapat leluasa menempatkan posisinya di ranah publik sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Perempuan hari ini bisa menjadi pemimpin organisasi, mejadi hakim, menjadi pengacara, menjadi guru dan doses, menjadi pegawai di berbagai instasi maupun perusahaan, juga menjadi anggota legislatif baik sebagai anggota maupun ketua.

Biografi Singkat R.A. Kartini

R.A. Kartini berasal dari keluarga bangsawan Jawa di Jepara yang lahir pada tanggal 21 April 1879. Sebagai keluarga bangsawan, maka ia mendapat kesempatan untuk mengenyam pendidikan sekolah dasar di Europesche Legere School (ELS), sebagai sekolah dasar Eropa pada tahun 1885. Pendidikan yang ditempuh Kartini telah menentang tradisi kala itu, karena perempuan dilarang masuk sekolah dan keluar rumah. Namun Kartini melakukannya, meski pola diskriminatif tetap dirasakannya. Kartini tetap semangat untuk memperoleh pengetahuan dan prestasi gemilang.

Berbekal prestasi dan kecerdasan yang dimilikinya, Kartini tetap terus memperjuangkan hak-hak kaum perempuan kala itu. Dengan membawa bekal izin suami, Kartini membangun sekolah putri di Rembang dan sekarang menjadi gedung pramuka. Dengan berbagai cara Kartini dan perempuan lainnya terus memacu diri agar dapat maju dalam hal pendidikan. Sungguh suatu perjuangan yang tidak boleh dilupakan oleh kaum perempuan Indonesia. Perjuangan Kartini di tengah-tengah kesulitan memperoleh hak menjadi momentum penting bagi kaum perempuan untuk terus berjuang memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara Indonesia tercinta.

Perjuangan R.A. Kartini harus berakhir di usianya yang ke 25 tahun karena kesehatannya menurun. Namun perjuangan Kartini tidak boleh berhenti dan harus tetap dilanjutkan oleh perempuan-perempuan Indonesia. Apalagi penetapan Hari Kartini ini telah secara resmi melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964 sebagai peringatn Hari kartini secara resmi ditetapkan.  Keputusan tersebut ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia pertama Ir. Soekarno pada tanggal 2 Mei 1964, yang menyebutkan bahwa R.A. Kartini ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.

Penetapan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional tentu berdasarkan bukti nyata, bahwa R.A. Kartini telah menanamkan jasa besar bagi perempuan Indonesia untuk mendapatkan keadilan dan hak-haknya. Gagasan-gagasan yang visioner telah menjadikan Kartini sebagai pionir, sebagai pelopor kebangkitan perempuan di Indonesia. Kemudian Haru Hartini ditetapkan untuk menghormati perjuangannya dan untuk mengenag jasa dan semangat juang Kartini, agar menjadi penyemangat Kartini-Kartini masa kini dan seterusnya dalam mengisi kemerdekaan Indonesia dengan berbagai prestasi yang dimiliki untuk membawa Indonesia mencapai kemajuan.

Kartini Masa Kini; Tugas dan Tanggung Jawab Terhadap Bangsa dan Negara Indonesia

Peringatan Hari Kartini tidak cukup hanya dengan acara seremonial belaka, tanpa ada ghirah yang kuat dalam diri para perempuan Indonesia. Perjuangan Kartini memiliki makna yang kuat untuk terus mendapatkan hak-hak perempuan secara proporsional baik di wilayah domestik maupun di wilayah publik. Perempuan Indonesia harus terus berjuang menjadi orang-orang yang cerdas yang mampu memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Jangan menjadi orang yang cengeng  apalagi lemah.   Perempuan harus kuat menghadapi semua tantangan yang menghadang, dengan kemampuan yang dimilikinya.

Kartini yang memperjuangkan hak-hak perempuan dalam melawan ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender harus terus diperjuangkan hari ini dan seterusnya sebagai bukti penghargaan terhadap perjuangan Kartini yang luar biasa. Perempuan jangan mau ditindas, dipaksa diam dalam ketidakadilan. Perempuan harus bangkit menjadi perempuan kuat, perempuan hebat, perempuan yang bertanggung jawab dalam tugas yang diembannya.

Mengapa demikiam ?, karena sampai hari ini masih banyak persoalan yang menimpa kaum perempuan. Kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak, perundungan, bullying, dan lainnya yang betul-betul merugikan hak-hak kaum perempuan dan anak. Saat ini kita hidup di zaman modern, namun tidak sedikit pikiran yang masih kuno, masih mengedepankan ego sentris yang berakibat pada kerugian bagi perempuan. Perempuan masih dipandang sebelah mata di zaman yang serba teknologi canggih ini, dengan menahannya untuk tidak boleh berkarya memilih profesi yang diminatinya hanya karena ucapan, “pekerjaan itu tidak cocok untuk perempuan”, “pendidikan itu hanya untuk laki-laki”, “kamu mau jadi apa kalau kerja bidang itu”. Pernyataan-pernyataan tersebut telah mendiskriditkan kemapuan seorang perempuan tanpa memberikan kebebasannya untuk memilih sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.

Hari Kartini sudah seharusnya menjadi saat yang sakral dan bukan untuk merayakan pencapaian semata, tetapi justru untuk melakukan telaah sudah sampai dimana kebebasan yang didapat kaum perempuan di desa-desa, di pelosok-pelosok nusantara. Sudahkan kita memperhatikan perempuan-perempuan yang putus sekolah dengan berbagai alasan, baik ekonomi, budaya, ataupun kesulitan jarak. Sudahkah kita dengan tulus memberi ruang para perempuan untuk memilih jalan hidupnya tanpa syarat, tanpa ditakui-takuti, tanpa ancaman dan lain sebagainya.

Perjuangan kartini harus kita maknai hari ini dan seterusnya sebagai tantangan untuk memerdekakan hak-haknya dari kungkungan kekerasan, kungkungan ketidakadilan, ketidaksetaraan gender. Perempuan harus mampu jalan bersama dengan kaum laki-laki dalam berjuang memajukan bangsa dan negara. Perempuan masa kini yang telah menikmati jejak langkah Kartini tidak bisa tinggal diam, apalagi pasrah dengan mengatakan semua baik-baik saja.

Mengenang jasa-jasa Kartini tidak hanya cukup dengan perayaan-perayan semata yang hanya menghabiskan anggaran tanpa ada bekas positif untuk keberlajutan perjuangan kaum perempuan. Justru yang dibutuhkan kaum perempuan hari ini dan seterusnya adalah perlindungan, pengakuan, dan pemulihan. Karena menjadi perempuan di indonesia hari ini masih sering berjuang dua kali, dan bahkan harus selalu berjuang dan berjuang, melawan ketidakadilan dari luar, menahan tidak mendapat penghargaan atas prestasi yang didapat, tidak mendapatkan perhatian serius hasil kerja yang diwujudkan, dan harus merawat luka yang berasal dari dalam.

Perempuan masa kini memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar bersama kaum laki-laki untuk jalan bersama merawat jagat Indonesia ini. Prestasi kaum perempuan harus dihargai dan ditempatkan sesuai potensi yang dimiliki, baik di tingkat pemerintahan, instansi tertentu, perusahaan, lembaga eksekutif , yudikatif dan legislatif secara proporsional dan profesional. Jangan biarkan tangis perempuan justru menjadi bencana bagi negara karena menahan ketidakadilan yang dirasakan. Perempuan juga makhluk Tuhan  yang diturunkan ke muka bumi ini untuk sama-sama menjalankan perannya dalam mengatur dan memelihara serta melestarikan bumi ini.

Sebagaimana Rasulullah SAW juga telah memperjuangkah hak-hak perempuan, dengan mengangkat derajat setinggi-tingginya dengan tidak membedakan hak-hak perempuan dan laki-laki. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur’an surat al-Mujadalah (58) ayat 11 yang menjelaskan bahwa Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu penetahuan. Ini menunjukkan tentang pentingnya menuntut ilmu untuk meraih kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT. Tidak dibedakan hak-hak perempuan dan laki-laki dalam meraih ilmu, tetapi siapapun baik perempuan maupun laki-laki memuliki hak yang sama dalam menuntut ilmu untuk meraih kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT.

Ayo bangkit para perempuan Indonesia, kita jadikan momentum Hari Kartini hari ini sebagai penyemangat hati dan fikiran untuk terus maju mempersembahkan karya-karya terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia tercinta. Semngat moderasi harus terus menjadi pijakan kita dalam membaktikan diri kepada bangsa dan negara. Perempuan harus mengambil bagian terpenting di tengah-tengah arus globalisasi informasi ini. Era desrupsi harus menjadi perhatian serius agar kita tidak tergerus dalam diam, tetapi justru harus bisa mengimbanginya dengan terus melakukan inovasi-inovasi positif sesuai kompetensi yang kita miliki. Perempuan jangan rela selalu mendapat julukan “ahli ghibah”, “tukang nyinyir”, “tukang protes”, “tukang mencari-cari kesalahan orang lain”, harus ditumpas julukan tersebut dengan bergerak maju dalam diam yang menghasilkan energi positif membantu pemerintah. Memberikan sumbangan pemikiran dalam mengatasi berbagai persoalan bangsa. Sekecil apapun sumbangsih pemikiran kita akan sangat bermanfaat bagi pemerintah Indonesia. Selamat Hari Kartini, Selamat Berjuang untuk Bangsa dan Negara Indonesia tercinta.

"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.

"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.

socio, echo, techno, preneurship
[radio_player id="1"]
"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.