socio
eco-techno
preneurship

Santri, Bangun Prestasi Bangun Negeri

bg dashboard HD

metrouniv.ac.id – 21/10/2024 _ 18 Robilul Awal 1446 H

Prof. Dr. Hj. Siti Nurjanah, M.Ag. PIA (Rektor IAIN Metro)

Selamat Hari Santri, sebagai bentuk rasa syukur pada Ilahi. Hari yang mulia penuh dengan arti, tidak hanya secara filosofi, melainkan juga selalu konsistensi dalam berkontribusi kepada negeri. Perjuangan yang dilakukan oleh para Kyai yang juga berjiwa santri, dengan semangat berkobar, hingga korbankan semua jiwa raganya untuk mengusir penjajah demi kemerdekaan negeri, hingga terbentuklah NKRI harga mati.

Pesantren dan kesantrian harus hidup bersama umat. Dalam pandangan Prof. A.H John sebagaimana dikutip oleh Nurdin, berpendapat bahwa istilah santri yakni guru mengaji. Dalam arti sempit, santri berarti murid yang belajar dalam institusi agama yang disebut pondok pesantren. Arti yang lebih luas lagi mendefinisikan santri dipakai dalam arti luas dan fleksibel, yakni bahwa santri tidak terbatas pada seseorang yang telah sekian tahun waktu diberada pendidikan pesantren saja, tetapi siapapun yang termasuk anggota masyarakat muslim dan cenderung untuk mengidentifikasi diri sebagai seorang santri, serta mereka memperhatikan terhadap prinsip-prinsip keagamaan dalam pandangan hidupnya sejatinya mereka adalah santri (dalam makna ideologis). (Nurdin, 2019: Gramedia).

Eksistensi santri di negeri ini dari masa ke masa telah ikut serta berkontribusi pada segala lini, terutama dalam proses pembentukan karakter generasi. Santri merupakan salah satu pilar penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Sejak masa perjuangan melawan penjajah hingga era pembangunan bangsa, santri telah menunjukkan peran strategis dalam berbagai sektor kehidupan. Mereka bukan hanya simbol keagamaan, tetapi juga representasi dari potensi besar dalam pendidikan, kebudayaan, sosial, dan ekonomi (Falah, 2018). Dengan bekal pendidikan di pesantren yang mengutamakan nilai-nilai moral, agama, dan kedisiplinan, santri memiliki tanggung jawab untuk berprestasi dan turut serta membangun negeri.

Santri hari ini adalah cerminan anak negeri, dengan tekat yang bulat dalam hati, jiwa yang tertanam sejak nyantri dan ngaji dengan Kyai tidak pernah akan luntur dengan segala tantangan dan isu-isu yang menghalangi. Santri yang dulu dikenal dengan keahlian mengaji, kini telah menjelma pada setiap profesi. Meskipun menjadi guru, tetap berjiwa santri, bahkan menjadi pejabat dan orang terhormat, tetaplah menjadi santri. Maka sesungguhnya hari santri adalah refleksi mental, dimana setiap orang yang merasa dirinya sebagai santri, terus berkarya dan eksis dalam mempertahankan kesantriannya sebagai moral dan mental yang terpancar.

Pendidikan di pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama, tetapi juga membentuk karakter yang kokoh. Jiwa santri dididik untuk disiplin, mandiri, serta memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi. Nilai-nilai seperti kejujuran, kerja keras, dan kebersamaan menjadi landasan utama dalam kehidupan di pesantren. Hal ini menciptakan generasi yang siap berkompetisi dengan dasar moralitas yang kuat (Mahalasari,dkk, 2019). Pembentukan karakter ini penting dalam upaya santri untuk berprestasi.

Pondok Pesantren yang dulu hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan agama, kini telah banyak melakukan modernisasi demi membangun mental anak negeri, suatu perjalanan panjang yang juga terbentuk dalam langkah panjang Perguruan tinggi, yang juga terintegrasi-interkoneksi dari STAIN, IAIN menuju UIN adalah langkah pasti, karena dengan berpikir jangka panjang inilah interdisipliner dan transdisipliner ini dapat teruji.

Hari santri adalah anugrah Ilahi, yang diperingati oleh negeri pada setiap tanggal 22 Oktober dengan senang hati. Sehingga makna santri menjadi luas, hingga semua yang terlibat pada setiap instansi haruslah selalu menjaga diri, memperingati dan mensyukuri atas anugrah ini. Semoga dengan peringatan ini cepat selalu memotivasi demi membangun inovasi dan selalu melakukan rekonstruksi.

Referensi:

  1. Falah, Saiful. (2018). “Motisantri: Inspirasi dari Negeri Santri”, Jakarta: Gramedia.
  2. Mahalasari,dkk, (2019). “Santri Bangun Negeri”, Jakarta: Guepedia.
  3. Nurdin, Nasrullah. (2019). “Generasi Emas Santri Zaman Now”, Jakarta: Gramedia.

"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.

"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.

socio, echo, techno, preneurship
"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.