socio
eco-techno
preneurship

SANTRI SIAGA BELA NEGARA

SANTRI SIAGA BELA NEGARA

SANTRI SIAGA BELA NEGARA

metrouniv.ac.id – 12/10/2023 _ 27 Robiul Awal 1445 H

Prof. Dr. Hj. Siti Nurjanah, M.Ag. PIA (Rektor IAIN Metro)

Keberadaan santri di Indonesia memiliki andil besar dalam menjadikan negara merdeka. Betapa tidak para pahlawan yang telah gugur di medan perang adalah juga andil besarnya para santri dari pondok pesantren di Indonesia. Jika dapat dihitung dan didata secara rinci, sudah berjuta-juta para santri dan kiai berjuang bagi bangsa Indonesia, karena  sebelum kemerdekaan kita bisa mengingat sejarah perlawanan para santri dan kiai.

Pembahasan tentang santri dan kemerdekaan, adalah dua hal tidak bisa dipisahkan. Santri menjadi garda terdepan dan menjadi penentu tercapainya kemerdekaan. Santri telah memberikan warna yang jelas dalam menjadikan negara Indonesia Merdeka. Itulah maka kedua kata ini enjadi sesuatu yang tadapat dipisahkan.

A. Santri Siaga

Perjuangan santri dalam menyusun kemerdekaan sangat berperan aktif. Kaum santri di kala itu menjadi titik balik sebuah kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Santri menjalankan tugasnya tidak hanya mencari ilmu untuk kepentingan dirinya sendiri. Namun justru ilmu yang didapat diejawantahkan dalam memahami dan menyertai kemaslahatan umat, masyarakat yang ada di hadapannya.

Bukti nyata adalah bagaimana KH. Hasyim Asy’ari telah memaklumatkan kepada seluruh santri dan masyarakat saat itu untuk bangkit melawan dan mengusir para penjajah dari bumi Nusantara ini. Sehingga seluruh Kiai se-Jawa dan Madura siap bergerak menjalankan maklumat yang telah diberikan oleh beliau KH. Hasyim Asy’ari panutan para santri, ulama dan umara. Dengan semangat yang tak gentar melawan penjajah, seluruh kekuatan dikerahkan demi terselenggaranya Indonesia merdeka. Kaum santri memiliki kekuatan utuh dan siap siaga menjaga keutuhan negara. Seluruh jiwa raga menjadi taruhannya. Utuh dan bulat untuk siaga mempertahankan kedaulatan rakyat Indonesia

B. Santri Siap Bela Negara

Pasca proklamasi kemerdekaan, Indonesia masih dikelilingi penjajah yang ingin menjajah kembali, sehingga para santri dan kiai menjadi garda terdepan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Salah satu peran santri dalam mempertahankan kemerdekaan yakni terjadinya perang 10 November yang dihimpun oleh Kiai dan para santri se -Jawa dan Madura yang dipimpin oleh Mbah Kiai Abas Buntet, Mbah Kiai Wahab Hasbullah, Mbah Kiai Mahrus Ali, dan kiai-kiai lainnya.

Makna kemerdekaan, bukan hanya sekedar kata yang dicantumkan sebelum 17 Agustus 1945, namun harus dimaknai secara mendalam. Yakni dengan memahami makna merdeka secara substantif. Merdeka memiliki empat (4) waktu perjuangan, yakni perjuangan untuk merdeka, perjuangan ketika proklamasi kemerdekaan,  perjuangan mempertahankan kemerdekaan, dan perjuangan mengisi kemerdekaan. Keempat perjuangan tersebut tidak bisa dipisahkan dari para pejuang di Indonesia termasuk para kiai dan santri, dan kita semua hari ini.

Pada hakikatnya santri merupakan ruh negara Indonesia itu sendiri, karena santri sudah berada di empat (4) waktu merdeka seperti tersebut di atas. Makna dari empat (4) waktu bagi santri dalam aktivitasnya merupakan kehidupan para santri sejak sebelum kemerdekaan hingga setelah kemerdekaan, mulai dari perjuangan untuk merdeka, perjuangan ketika proklamasi kemerdekaan,  perjuangan mempertahankan kemerdekaan, dan perjuangan mengisi kemerdekaan.

Para santri yang berjuang untuk merdeka sudah dilakukan dengan upaya sungguh-sungguh kala itu, berjuang dengan kekuatan lahir dan bathin. Kemudian perjuangan ketika proklamasi kemerdekaan juga merupakan perjuangan yang tidak bisa dan tidak boleh dilupakan. KH. Wahid Hasyim yang berhasil menjadi tim penyusun BPUPKI yang kemudian dilaksanakan proklamasi kemerdekaan RI. Dapat kita bayangkan bagaimana bersusahpayahnya para kiai ikut melaksanakannya.

Selanjutnya, perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Ini juga tidak kalah sulitnya di saat situasi sudah merdeka namun ada upaya pemberontakan dari penjajah sesudahnya, maka muncul jiwa jihad santri pada saat itu dengan terjadinya perang 10 November yang dilaksanakan oleh Kiai dan santri se-Jawa dan Madura serta menjadi garda terdepan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Demikian juga di Jawa Tengah para santri yang tergabung dalam laskar Hizbullah juga ikut mempertahankan kemerdekaan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjuangan kemerdekaan Indonesia. Andil besar yang telah ditorehkan untuk bangsa dan negara ini menjadi bukti nyata akan kekuatan posisi santri di bui Indonesia ini.

Gus Menteri Agama yang terus mengajak kita semua untuk terus melakukan penguatan moderasi beragama, dan sekarang sudah memiliki kekuatan dengan disahkannya Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2023 Tentang Penguatan Moderasi Beragama. Perpres ini menjadi pedoman bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan umat beragama dalam rangka penguatan Moderasi Beragama. Gus Menteri telah berhasil meletakkan pondasi kuat dalam pelaksanaan penguatan Moderasi Beragama di Indonesia dan bahkan dunia.

Oleh sebab itu, hari ini santri tetap menjadi garda terdepan untuk terus menjaga NKRI, dengan ketekunannya memperdalam ilmu sebagai bekal dunia akhirat. Hari ini kita tidak berjuang dengan memikul senjata, demikian juga santri-santri di Indonesia, tetapi perjuangan tetap harus dijalankan tentu dengan berjuang melawan kedzaliman, kesemena-menaan yang mencoba untuk menggulingkan negara dengan upaya menggantikan posisi Pancasila sebagai Ideologi negara, Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara, Bhinneka Tunggal Ika yang diabadikan di bawah lambang negara Indonesia, dan NKRI sebagai kekuatan kedaulatan rakyat.

Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI adalah 4 Pilar Kebangsaan yang teramat penting diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. 4 Pilar Kebangsaan adalah satu kesatuan dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
Sebagai bangsa Indonesia, sudah menjadi keharusan terus menjaga kesatuan dan persatuan negara, tanah tumpah darah kelahiran dan bahkan sampai bukti kematian menghampiri kita. Mencintai  Bendera Merah Putih harus menjadi bagian dalam diri kita, karena dalam Merah Putih terkandung makna yang dalam, yaitu harga diri bangsa, kehormatan bangsa, dan jati diri bangsa. Kita harus mengingat nilai-nilai ini (Maulana Habib Luthfi bin Yahya, iNews Tasikmalaya, 25/8/2023).

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa santri siaga bela negara memberikan makna yang sangat urgen dalam memahami nilai-nilai kebangsaan. Berdasar pemahaman tersebut akan terus tumbuh rasa memiliki terhadap Republik Indonesia, senang dan bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia dan tentunya muncul cinta tanah air serta terus siap bela negara untuk tetap mempertahankan kekuatan yang telah dimiliki bangsan Indonesia.

Sudah sangat jelas disini makna “jihad santri, jayakan negeri”. Selamat Hari Santri. (penulis : Nur, Posting : SS_Humas)

Artikel Terkait

MAHAGURU

metrouniv.ac.id – 02/12/2023 – 18 Jumadil Awal 1445 H Dr. Dedi Irwansyah, M.Hum. (Wakil Dekan 3 FUAD/Pengajar Bahasa Inggris di

"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.

"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.

socio, echo, techno, preneurship
"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.