socio
eco-techno
preneurship

Wisata Kampung Kreatif?

Wisata Kampung Kreatif?

Edisi 14 Agustus 2022

metrouniv.ac.id – 14/08/2022 – 16 Safar 1444

Dharma Setyawan, M.A. (Kaprodi Ekonomi Syariah IAIN Metro)

 Konon pariwisata dari bahasa Sanskerta “pari” (berkali-kali) dan “wisata” (bepergian). Jadi pariwisata berarti “perjalanan yang dilakukan berkali-kali ke suatu tempat. Gerakan wisata bukan hanya tentang alam yang indah, tapi bisa juga menikmati kuliner, melihat kebudayaan dan sejarah di suatu tempat. Maka Pariwisata dianggap salah satu wadah yang paling besar meng-akomomodir 17 sub-sektor ekonomi kreatif yaitu Pengembang Permainan, Arsitektur, Desain Interior, Musik, Seni Rupa, Desain Produk, Fesyen, Kuliner, Film, Animasi dan Video, Fotografi, Desain Komunikasi Visual, Televisi dan Radio, Kriya, Periklanan, Seni Pertunjukan, Penerbitan, dan Aplikasi.

Di sisi lain pertumbuhan ekonomi dengan model pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis kampung kreatif adalah upaya melawan ketimpangan ekonomi. Modalnya tidak besar, transfer knowledge, masyarakat kreatif, praktik gotong royong dan tentu tumpuan utamanya adalah inovasi sosial. Model pemberdayaan ekonomi ini memang tidak membuat semua orang kaya secara eksponensial. Bisa dikatakan ini pola mengisi hidup dan saling memberi kebaikan. Kesadaran untuk terus tumbuh dengan proses, memaksimalkan kolektifitas adalah kunci pemberdayaan ekonomi berbasis Kampung kreatif agar tetap survive.

Maka kesadaran kolaborasi sangat penting bagi para penggerak. Sebagai manusia biasa, para penggerak menyadari kekuatan mereka terbatas, dengan kolaborasi mereka saling membantu, mempromosikan terus menerus apa yang selama ini sudah dikerjakan. Contoh ketika kampung kreatif dianggit sedemikian rupa, bahkan pada level yang paling simple yaitu promosi. Banyak terjadi media sosial tidak dikerjakan para penggerak, akun IG sepi konten, facebook tidak ada kabar, youtube tidak ada, apalagi website. Maka jangan harap kita bicara yang lebih jauh lagi tentang mimpi banyak orang. Insting penggerak dimulai dengan kesadaran pentingnya mengelola media bagi kampung kreatif. Kita tidak tahu siapa saja yang melihat konten kampung yang kita kerjakan. Gotong royong wajib, tapi media sosial juga tidak kalah pentingnya.

Kemarin pagi saya diajak zoom meeting terbatas dengan beberapa kawan di Jakarta. Banyak kawan-kawan Jakarta melihat kampung kreatif di berbagai daerah seperti sudah barang jadi. Dengan teori yang sudah mereka pahami tentang hexahelix, creative-hub, 3A Pariwisata, dan berbagai macam hal seolah penduduk desa sudah given memahami konsep ini. Mereka menawarkan gagasan baik tentang aplikasi pariwisata, maka kami tawarkan yang bisa kami pantau dari dekat. Jadi creative-hub dalam gerakan menghubungkan antar kampung kreatif dalam 1 gerak destinasi berbasis aplikasi adalah estafet setelah semua kampung benar-benar hidup berkelanjutan. Para penggerak daerah tidak akan bicara konsep saja, mereka adalah pelaku perubahan yang harus menyadari bahwa perubahan itu karena gerakan bukan hanya gagasan.

Menemani proses tumbuh masyarakat itu bukan hal yang mudah. Jika banyak orang pandai usul ini dan itu saya pribadi pasti iya kan saja. Karena kapasitas bicara seseorang yang semakin banyak didengarkan akan menunjukkan kapasitas kepedulian. Apakah dia pemikir, penggerak, atau maaf hanya tukang kritik. Jadi tumbuh dengan proses itu penting, tidak harus semuanya dibantu oleh pemerintah atau swasta. Reputasi yang akan membawa orang lain percaya, apa yang audah penggerak lakukan?

Terakhir, penting bagi para penggerak melihat pertumbuhan masyarakat jangan menggunakan kacamata ekonomi seperti pemerintah melalui BPS dan lembaga lainnya. Masyarakat tumbuh tidak hanya dilihat dari pertumbuhan ekonomi, tapi juga bisa dilihat dari pertumbuhan pengetahuan (karena proses pendidikan pemberdayaan), pertumbuhan spiritual (karena ada kegiatan keagamaan yang mengisi jiwa masyarakat) dan ada pertumbuhan kreatifitas (yang bisa diukur dari protes tumbuhnya masyarakat dalam kesenian, estetika dan lainnya). Kalau kita mau jujur, mencari penggerak diberbagai kampung ini adalah jalan panjang, orang kreatif dan inovatif akan selalu ada. Tapi mempertemukan mereka dalam satu persaudaraan ikatan batin adalah persoalan lain, dan yang penting yakin.

Artikel Terkait

SYIRIK KECIL

metrouniv.ac.id – 28/03/2024 – 17 Ramadhan 1445 H Dr. Mukhtar Hadi, M.Si. (Direktur Pascasarjana IAIN Metro) Beberapa hari menjelang  Idul

Puasa adalah untuk ‘AKU’

metrouniv.ac.id – 23/03/2024 – 12 Ramadhan 1445 H Dr. Ahmad Supardi Hasibuan, M.A. (Kepala Biro AUAK IAIN Metro) Ibadah Puasa

"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.

"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.

socio, echo, techno, preneurship
"Ayo Kuliah di IAIN Metro"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru.